Mohon tunggu...
Adi Supardi
Adi Supardi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat Kopi dan Pecinta Buku

Islamic Education | Arabic Language | Tafsir | Philosophy | Sufism | Gender | Semantic

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jurnal: Kajian Semantik Persfektik Pendidikan Islam dalam Alquran

5 Juli 2020   10:15 Diperbarui: 6 Juli 2020   05:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Jurnal (Sumber Gambar Jurnal JTA PBA)

Bismillah,

Ditengah pandemi covid-19 yang kita rasakan hingga kini, bagi sementara orang itu dapat disiasati dengan mengurung diri sekaaligus menuangkan gagasan super dan ide kreatif dalam bentuk apa pun, tentunya tetap mengindahkan protokol kesehatan yang ditetapkan. Hal serupa, -pada beberapa bulan lalu- saya lakukan. Paling tidak, awalnya hanya untuk memenuhi tugas kuliah, saya terdorong untuk menulis jurnal ilmiah. 

Proses kreatif menulis terjadi mengalir dan begitu dinikmati, dari submit, lalu direspon, lalu revisi dan akhirnya terbit bulan Juni lalu, bagi saya ini merupakan kepuasan batin yang sulit dideskripsikan dengan kata, proses ini betul-betul telah membuat saya semangat menulis. Itu sekedar cerita dibalik terbitnya jurnal saya di JTA PBA ini, pembaca yang terhormat dapat membacanya dahulu pada link berikut https://doi.org/10.15575/jpba.v4i1d dan https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Talim/article/view/8476

Jurnal sederhana ini meneliti aspek semantik (ilmu makna) pada dua kata dalam Alquran, seperti pada judul. Kata-kata tersebut ternyata  secara makna ternyata mengilhami dunia pendidikan Islam, terlebih metodologi pendidikan bahasa. Alquran telah lebih dahulu menggagas lahirnya konsep pemerolehan bahasa bagi manusia, semua itu bukan kebetulan tapi sebagai mukjizat Alquran, dalam wilayah semantik disebut dengan situasional konteks yaitu tata letak kata akan mempengaruhi kontekstualisasi makna, dengan bahasa Alquran tersebut membantu manusia untuk terdorong aktif dalam memperoleh bahasa secara sadar. 

Pada pemerolehan bahasa manusia, maka secara berurutan adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat proses ini berjalan secara beriringan dan hirarkis. Saat manusia berada dalam janin ibunya, maka alat indera yang pertama kali berfungsi adalah telinga untuk menyimak (mendengar), seperti tercermin pada surat An-Nahl: 78, "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". Sungguh, saya terkejut pada keistimewaan redaksi Alquran ini. 

Ayat tersebut menjadi pijakan utama pada jurnal itu, selanjutnya saya berfokus pada dua kata yang saling beriringan pada 11 ayat dalam Alquran dengan beberapa derivasi (bentuk kata), sehingga terjalin kesatuan makna yang saling mengikat. Dapat bahwa Alquran telah menginspirasi manusia untuk menempuh proses belajar bahasa dengan indera pendengaran dan penglihatan sehingga lahirlah metode audio visual (sam'iyyah bashoriyyah).

 Lalu ditemukan juga hikmah bagi pendidik, sebagai pendidik sebaiknya bersedia mendengarkan pertanyaan dan komentar siswa juga mengawasi/melihat dengan seksama perkembangan prilaku siswanya, mendahulukan materi yang dapat didengar dengan diulang-ulang lalu diperjelas dengan visualisasi gambar dan terkahir memotivasi siswa agar terdorong untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. 

Pembaca yang terhormat, demikian ringkasan jurnal di atas, semoga besar manfaatnya penelitian ini, dan mendorong kita untuk semakin giat menyelami wahana mukjizat Alquran sesuai disiplin ilmunya. 

Wallohu a'lam bishowab ..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun