Mohon tunggu...
Adisty Viendra
Adisty Viendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNNES

Saya suka menulis dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 2 Desa Serang Kenalkan Siklus "IMUT" dan Budidayanya

21 September 2022   08:10 Diperbarui: 21 September 2022   08:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UNNES GIAT 2 Desa Serang Kenalkan Siklus "IMUT" dan Budidayanya

    Selasa, 13 September 2022, mahasiswa KKN UNNES Giat 2 atau biasa disebut Sobat Giat yang berbasis di Desa Serang, Kecamatan Petarukan, Pemalang mengadakan sosialisasi dan penyuluhan pengelolaan sampah dengan metode Si IMUT (Ikan, Maggot, Unggas, Tumbuhan). Bertempat di Balai Desa Serang, sosialisasi dan penyuluhan ini dihadiri oleh sejumlah perangkat desa—kepala desa, kepala dusun, hingga ketua RT dan RW. Sobat Giat Desa Serang yang diamanahi dari Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, LPPM UNNES berbagi ilmu mengenai pengelolaan sampah dengan menggunakan Siklus IMUT dan budidaya maggot

    Sobat Giat Desa Serang membagikan hasil observasi dan wawancara terkait budidaya Maggot BSF untuk diusulkan sebagai inovasi baru di Desa Serang. Melihat permasalahan minimnya upaya pengelolaan sampah organik yang menyebabkan masalah lingkungan menjadi hal yang perlu dibantu, sehingga Sobat Giat berinovasi agar metode si IMUT dan budidaya maggot bisa menjadi alternatif untuk pengelolaan sampah di Desa Serang. 

    Pelaksanaan sosisalisasi ini merupakan gabungan dua program kerja Sobat Giat Desa Serang yang menitikberatkan terkait pengelolaan sampah dengan sebaran bahasan juga menyinggung pencegahan stunting dengan produk hasil budidaya Maggot BSF. Di lain hal juga mengajak pembiasaan hidup bersih dan sehat dengan mulai mengelola sampah, serta peningkatan minat literasi masyarakat desa dari cara pelaksanaan berupa sosialisasi. Kegiatan ini merangkum program kerja ‘Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan metode Si IMUT (Ikan, Maggot, Unggas, Tanaman)’ dan ‘Sosialisasi Teknik Budidaya Maggot Bagi Pemula’. 

    Kedua program kerja tersebut dikolaborasikan karena melihat ada benang merah yang sama di antara keduanya, yakni sama-sama terkait ‘pengelolaan dan pengurangan sampah’ di Desa Serang. Ketersediaan tempat pembuangan sampah di Desa Serang masih kurang memadai, ditambah pengelolaan sampah yang masih belum begitu tertata, membuat program kerja ini sangat diperlukan guna mengajak masyarakat dan perangat desa untuk menyelesaikan masalah sampah ini bersama. 

    Sebelumnya, Sobat Giat 2 Desa Serang menggali informasi dari observasi dan wawancara mengenai pengelolaan Maggot BSF yang didapat dari survei ke Desa Cibiyuk pada 26 Agustus 2022 lalu. Di hari pelaksanaan, Selasa, 13 September 2022, Sobat Giat memulai sosialisasi sekitar pukul 14.00. Dimulai dari pemaparan sosialisasi pengelolaan sampah dengan metode Siklus IMUT dan dilanjutkan dengan pemaparan cara budidaya Maggot BSF. 

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 2 Desa Serang Kenalkan Siklus
Mahasiswa KKN UNNES GIAT 2 Desa Serang Kenalkan Siklus "IMUT" dan Budidayanya

    Dalam program sosialisasi ini, masyarakat diberi tahu cara memanfaatkan sampah organik dengan Siklus IMUT, termasuk kegiatan budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly). Sebagai gambaran awal, Maggot BSF merupakan bentuk siklus pertama dari Black Soldier Fly. Maggot BSF memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Selain, itu, hasil olahan Maggot BSF juga dapat meningkatkan gizi dari sumber makanan yang memakan Maggot BSF itu sendiri. Hal ini dapat meningkatkan kadar gizi makanan sehingga dapat mengurangi stunting. Setelah itu, Sobat Giat Desa Serang juga membagikan mekanisme budidaya maggot BSF, dari mulai penetasan telur BSF hingga pembuatan kandang sesuai fase pertumbuhan BSF menjadi maggot BSF.  

    Selama berjalannya kegiatan terlihat antusias masyarakat terlihat. Pasalnya, banyak pertanyaan yang terlontar tak hanya dari satu mulut saja, melainkan juga hampir semua yang hadir memberikan tanggapannya. “Mas, mbak KKN, kenapa hal semacam ini baru disampaikan sekarang? Melihat kami pihak desa sangat membutuhkan terobosan yang bagus semacam ini.” Ungkap Slamet Bayu Wiyoso, selaku ketua Dusun 4 Mbah Santri. 

    Harapan dari warga yang hadir, semoga Mahasiswa KKN selanjutnya yang akan bertempat di Desa Serang dapat melanjutkan program sosialisasi ini hingga ke pelaksanaan langsung budidaya Maggot BSF. Sebelum sampai ke tahap tersebut, ada juga saran yakni perlu diadakannya survei yang dilakukan oleh perangkat Desa Serang. Baik itu ke Desa Cibiyuk atau desa lainnya yang sudah memulai pengelolan sampah hingga budidaya Maggot BSF lebih dulu. Sehingga perangkat Desa Serang dapat melanjutkan inovasi pengelolaan sampah—dalam hal ini sampah organik—hingga menghasilkan keuntungan dari berbudidaya Maggot BSF. Semoga dengan diadakannya sosialisasi ini, dapat memberikan manfaat baik bagi warga Desa Serang untuk dapat lebih maju lagi. “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa.”

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun