Mohon tunggu...
adistya aulia
adistya aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka pencak silat saya suka hujan dan alam hobi saya memasak konten yang saya sukai tentang apa saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Sampah Organik

6 November 2022   18:35 Diperbarui: 6 November 2022   18:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengelolaan sampah organik dengan menggunakan alat sederhana 

Sampah organik umumnya terdapat didalam lingkungan masyarakat, khususnya pada setiap rumah tangga pasti muncul berbagai sampah yang salah satunya adalah sampah organik seperti ; sisa-sisa makan. Banyak limbah rumah tangga dan lingkungan masyarakat kurang dalan pengelolaannya dikarenakan minimnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah organik, oleh karena itu kita harus mengetahui apa itu limbah organik.

Jadi limbah organik adalah sisa-sisa makanan seperti sayur-mayur dan lauk-pauk yang sering sekali tersisa saat selesai makan. Total sampah organik yang terkumpul selama satu tahun pada tahun 2019 di indonesia mencapai 38 ton lebih/ tahunnya. 

Limbah tersebut jika dibiarkan mengendap didalam saluran pembuangan air selama beberapa hari akan mengalami penguraian, penguraian tersebut mengakibatkan pembusukan, jika membusuk maka bau dari limbah tersebut akan menyengat dan mengakibatkan gas kimia, dan jika saluran air tersebut tersumbat maka reaksi dari limbah tersebut adalah akan meledak dikarenakan tekanan pada suhu saluran dan gas kimia dari bau busuk limbah tersebut.

Cara pengelolaan limbah organik dalam penemuan yang saya temukan dari sudut pandang salah satu dosen adalah dengan menimbun sampah organik di dalam tanah. 

Caranya dengan melubangi tanah dipekarangan rumah atau tempat khusus pembuangan limbah, jadi dengan menyiapkan paralon yang dilubangi di beberapa sisinya kemudian dimasukkan ke lubang tanah yang sudah digali tersebut kurang lebih 1 sampai 2 M. 

Setelah itu, paralon yang sudah dilubangi dimasukkan ke dalam tanah tersebut, setelah itu lubang tersebut dapat digunakan untuk pembuangan limbah terutama limbah rumah tangga seperti sisa-sisa makanan. Jika limbah tersebut sudah penuh makan bisa diberi penutup pada lubang paralon. Dari situ limbah-limbah sisa-sisa makan tersebut akan terurai.

Jadi proses pengelolaan limbah yang berasa didalam paralon tersebut bila sudah penuh dan memasuki 2 minggu makan limnah tersebut akan terurai uraian dari limbah tersebut akan menguap dan uap tersebut akan menjadi gas saat terkena udara luar, gas tersebut akan membuat aroma bau yang tidak sedap, tetapi karena berada didalam tanah maka, gas tersebut akan ternetralisasi oleh hewan-hewan yang ada didalam tanah seperti kecoa. Kecoa adalah hewan yang dapat menetralisasikan bau.

Dengan adanya limbah tersebut yang dimanfaatkan adalah dapat menjadi pupuk organik untuk tanah disekitar limbah tersebut dapat menyuburkan tanah menghemat tempat dan tidak menguras tenaga serta biaya dengan pemanfaatan limbah organik rumah tangga. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun