Kebenaran bagai matahari di ufuk timur. Tak pernah ragu, menembus kelam yang kaku.
Ia bertahta di hening jiwa yang jujur, menyingkap tabir, membakar dusta yang rapuh.
Bukan gemerlap emas, bukan puji yang manis, Ia sederhana, tajam bagai pedang teriris.
Di tengah riuh, ia diam namun bergetar,
mengguncang hati, menuntun langkah yang terjerat.
Kebenaran tak pandang topeng atau mahkota. Ia telanjang, tak sudi berselimut kata.
Meski dunia berpaling, memilih fatamorgana, Ia tetap berdiri, abadi, tak pernah usai.
Oh, kebenaran, engkau pelita di koridor sepi, menuntun jiwa, meski langkah penuh duri.
Dalam bisikmu, hidup temukan makna,
Kau cahaya abadi, di hati yang setia.
(Cikini Menteng, 25 April 2025, Adista Pattisahusiwa)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI