Mohon tunggu...
Adis Setiawan
Adis Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa | Penulis Lepas

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lowongan Kerja, Sekaligus Menjadikan Pengusaha

5 April 2019   16:49 Diperbarui: 20 April 2019   14:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekasi, Hari ini pertama saya masuk kerja habis liburan pulang kampung, Di tempat kerja sudah mendapatkan sertifikat dari MURI tapi belum ada bingkainya agar bisa di pasang di dinding saya datang ke tukang khusus pembuatan perbingkaian lukisan dan gambar tidak jauh dari tempat kerja saya.Setelah saya milih milih bingkai yang bagus dan murah ternyata harus menunggu dulu dan karena  agak lama saya tinggal pulang saja dulu ke tempat kerja tapi harus kasih uang DP, Saya balik tempat kerja setelah beberapa jam tidak lama kemudian di telepon katanya sudah jadi, Saya datang lagi ke tempat pembuat bingkai.Setelah saya sampai orangnya beda dari yang tadi ya, Setelah ngobrol panjang lebar oh ternyata ini bosnya, Pertama yang kami  bercerita tentang dunia kesenian , Yang kedua beliau bercerita punya cabang 8 toko lukisan bingkai ini dan beliau punya workshop khusus yang produknya di jual di tokonya dibeberapa cabang.Yang ketiga beliau minta saya mencarikan karyawan yang mau di didik agar bisa jadi pengusaha waduh saya bingung cari dimana ini saya tanya balik memang saya tampang bisa mencari karyawan yang bisa jadi pengusaha saya saja masih jadi babu kok pak, Beliau jawab kalau dari kata kata mas kelihatan seorang akademisi eee..aaa jadi saya yakin saudara mas tidak jauh dari sifat mas kepintarannya hak hak hak

Mas cari saja keluarga mas nanti saya latih jadikan karyawan tapi dia juga harus siap jadi pengusaha,  Kalau tidak siap saya tidak mau saya butuh pengusaha muda baru yang dapat memajukan ekonomi bangsa, Lho gemana pak karyawan kok jadi pengusaha langsung lha saya saja yang kerja tahunan saja masih jadi babu pak.

Begini mas jangan sepaneng dulu kenapa saya harus cari karyawan terus langsung saya didik agar bisa jadi pengusaha , Saya akan ceritakan bagaimana cara politik saya dalam memajukan bangsa yang pertama pegertianya dulu ya, mas. Bawa calon pengusaha itu kesini pertama jadi karyawan saya dulu nanti saya latih dan didik agar bisa jadi pengusaha bingkai lukisan dan kaligrafi paling selama 4 sampai 5 bulan langsung bisa produksi bingkai apalagi sudah mengerti arahan dari pimpinan, Sudah disiapkan modal sebesar 300 juta untuk buka toko baru buat dia

Selama training menjadi pengusaha selama 5 bulanan ini nanti sebulanya saya gaji 1.5 juta,  Pengangguran cuma saya kasih pelajaran duduk saja mendengarkan saya gaji lagi, Sebentar pak ini bapak membawa ke arah tentang politik di media sosial yang lagi viral kan tentang pengangguran yang akan di gaji eee...aa

Waduh mas jangan bahas politik lah kita sedang membicarakan bisnis pokoknya cari orang ya mas, Terus saya didik perilakunya misal kalau menunjuk barang di sini jangan pakai jari telunjuk tapi pakai ibu jari biar sopan, Tapi kalau menunjuknya pakai jari telunjuk dan ibu jari bareng kaya gaya pistol begitu lambang apa pak eeee....aaa bapak senyum lebar.

Pokoknya mas carikan saja nanti dia akan saya latih kalau sudah ada kemajuan cepat bisa saya buka kan toko dengan modal 300 juta piye enak kan jaman ku tho.

Saya berpikir keras nih orang kenapa tidak menawarkan saya saja ya tapi maunya saya buka usaha yang lain jangan bingkai saya tidak terlalu suka dengan usaha ini, Tapi dia mencoba merayu saya dengan kata kata akutansi perhitungan untung biar saya suka usaha bingkai ini kata katanya membuat saya  seolah olah sampai merasakan hawa kekayaan hak hak hak , Beliau menjawab nanti kalau saya punya usaha sesuai keahlian mas saya panggil mas buat jadi bosnya saya sudah save nomor hp mas.

Ilmu soal keuntungan laba itu segaja tidak saya jabarkan di tulis disini karena nanti ditiru kalian lagi, Kalau emang pengen tau banget nanti saya seminarkan.

Adis Setiawan
Mahasiswa STIT Nusantara Tambun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun