Mohon tunggu...
Adis Setiawan
Adis Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa | Penulis Lepas

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandangan Saya Tentang Kafir

4 April 2019   23:03 Diperbarui: 20 April 2019   14:47 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin tulisan ini seperti rangkuman saja karena sudah banyak tanggapan dan penjelasan kata kafir di media online maupun buku-buku agama atau penjelasan para ustadz. Tapi kejadian ini saya lakukan sebelum kata kafir di bahas di media sosial yang menjadi rame karena menanggapi hasil keputusan suatu ormas islam dalam cara pandang kafir.

Dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan karena pembahasannya soal kerukunan warga negara dan sebab perpecahan kerukunan berwarga negara yang ada kaitanya dengan kata "kafir" saya sedikit nyleneh dalam berpendapat dengan metode ugal-ugalan.

Sebenarnya saya juga bingung ilmu dapat dari mana ini. Apa hanya karena ingin mengikuti hawa nafsu saya karena kebiasaan saya yang selalu ingin adu argumen untuk merawat akal agar IQ nasional tidak turun dengan debat adu argumen dengan siapa pun dosenya akan banyak ilmu tambahan tidak hanya yang dibahas dipelajaran saja.

Begini ceritanya kurang lebih kata kata saya kepada Pak Dosen. Pak saya mau iterupsi menurut saya kata kafir ini disebut di dalam al Qur'an, kan. Bapak pasti tahu Kitab al Qur'an wahyu Dari Allah SWT kepada Nabi Kita Muhammad SAW, dengan kata lain saya berpandangan bahwa berarti al Qur'an itu tidak salah kata kata di dalamnya, 

Terserah para Ulama berbeda pendapat soal tafsir itu kalau seandainya ada yang berbeda. Intinya karena saya percaya bahwa al Qur'an dari Allah SWT tidak mungkin Allah SWT  salah ada kata kafir di dalam wahyunya menggunakan kata arab kafir dalam surat al Kafirun,  Ini argumen saya lho setuju kono ura yow kono lah

Seandainya Kata Kafir itu di artikan "Menutup diri", kan itu sebuah kata yang sangat lembut tapi ada hikmahnya agar manusia sadar, Menurut saya kata Kafir ini kok bisa memecah belah warga itu dari mana tafsirnya Ulama mana yang menggunkan kata kafir untuk memecah belah kerukunan berwarga negara.

Seandainya kita katakan kepada orang yang tidak beragama islam ( karena agama paling benar di sisi Allah adalah Islam ) kita jangan menggunakan bahasa arab saja kalau begitu pakai bahasa indonesia saja jadi kata kata nya seperti ini "kamu orang yang menutup diri kok" kan lebih lembut iya kan di bandingkan dengan kata "kamu kafir kok " itu sangat dianggap kasar memecah belah jadi kita artikan saja memggunakan bahasa indonesia dalam kata kata kita di dalam berwarga negara agar lebih lembut iya kan, iya tho, ndak iya si.

Bayangkan saya dulu sering membaca Kitab Suci Agama Lain walapun sering di marahin istri saya karena membaca kitab selain al Qur'an tapi bagi saya membaca selain al Qur'an kan tidak diartikan murtad ( keluar islam ) , Pernah membaca surat Yang isi nya adalah begini di beberapa Surat dan chapternya saya tidak hafal [ menyebut selain pegikutnya itu disebut "domba yang tersesat" ] bayangkan kata kata  "domba yang tersesat" terus kita bandingkan dengan  kata menutup diri (kafir) lebih mak jleb mana coba.

Jadi tidak mungkin Allah SWT menurunkan wahyu dengan kata yang sekarang ini di  anggap kasar memecah belah yaitu kata "kafir" tapi tergantung tafsir para ulama juga si tapi saya tidak tahu tafsir yang mana karena belum pernah membaca semua tafsir  , Jadi tidak lain tidak bukan karena musim politik dan bisa jadi rame karena soal politik saja nanti kalau sudah lewat 17 April semoga tenang lagi keadaanya dan bisa bersatu lagi amiin.

Seandainya Kata "Kafir" Mau Di Amandemen Ingat Kata "Auliyah" di surat Al Maidah 51 , Yang Bisa Di Artikan "Teman Setia" dan Juga "Pemimpin" , Tergantung tafsir nya dan musyawarah dari Siapa Yang Memerintah yang terpenting untuk kerukunan umat beragama, Seandainya rezim berganti bisa merubah sesuai kata aslinya yang penting untuk persatuan umat kan bisa dengan tafsir pendapat ulama yang lain.

WaAllahu Alam

Adis Setiawan

Mahasiswa STIT Nusantara Tambun Bekasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun