Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Resonansi Budaya Melankolia dalam Fragmentasi Politik Kenegaraan

29 Januari 2023   12:33 Diperbarui: 29 Januari 2023   12:40 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : picturebook-illust.com

Aa

Resonansi Budaya Melankolia dalam fragmentasi Politik kenegaraan.

Abstraksi menuju Proyeksi dan konstruksi praktis, Sehingga Penulis tidak menterjemahkan definisi namun lebih mengedepankan praksis non-linguistik tentang fenomena yang mengubah pola dalam pandangan politik kebijakan praksis terhadap fenomena.


Keberadaan Informasi menjadi Dialektika inklusive para responding mengenai polarisasi yang dinalar sebagai strategi dan taktik pada pelaksanaan stigma kunjungan dan perayaan yang sudah tidak lagi menjangkau peran penting judgement dimasa kini, menghimbau dan merangkul nalar massa.
Pendekatan prespektif para politikus dalam mengedepankan ide dan gagasan dalam konsep kesejahteraan dan kemakmuran bersama akan lebih populis dibandingkan dengan unjuk gigi kekuatan parpol di media massa.
Keterikatan antara Rekonstruksi gerakan politik  pada infiltrasi psikologis massa pemilah topik menjadi hal penting. Dunia ide dan Gagasan menjadi cuatan yang lebih kongkrit untuk dipaparkan dan dapat diterima khalayak ramai, yang mulai antipati terhadap situasi politik dan ekonomi.


Hiasan money politik adalah hal yang akan kembali dianggap semu dan tabu, nilai tawar politik masyarakat akan lebih besar pada periodesasi kali ini. Kerinduan akan ketenangan dan kesenjangan realitas ekonomi akan menjadi topik menghangat pada lini bawah. Mulai dari Janji Kampanye dan penalaran untuk meninggalkan Partai yang menghasilkan tokoh bermasalah dalam perjalanan waktu. Entitas Partai yang menunjukkan keluarga, pemain lama dan tua akan ditinggalkan, karena dianggap tidak kredibel dengan kondisi dan situasi demokrasi saat ini, munculnya sosok pembaharu akan lebih diminati daripada sosok dinasty.


Budaya Melankolia akan menghiasi Fragmen Politik kenegaraan, kreatifitas dan inovasi menjadi kebutuhan dalam model dan stratifikasi olahan visi dan misi, pembaharuan tidak dimaknai orang lama dengan partai baru atau partai lama, yang akan menggemboskan dukungan Dilini terbawah. Masyarakat telah menalar bahwa tidak etis lagi politik praktis berkutat pada tingkat elit.
Kejenuhan terhadap sandiwara politik rangkul merangkul dan tinggal meninggalkan, hanya representasi kecil yang diterima oleh masyarakat, pikiran dan perasaan masyarakat dewasa ini sudah melabelkan apa yang menjadi pilihan meski diotak Atik oleh elit partai politik, bisa jadi Parpol Baru akan menjadi Pemenang pemilu karena figur pembaharu. Sehingga otak Atik strategi dengan saling menggemboskan saat ini tidak lagi dianggap penting dan sudah tidak menarik ditanggapi secara serius oleh masyarakat yang mulai apatis politik.


Resonansi Budaya Politik masyarakat akan menggiring pada penolakan Parokialisme dan Rasisme, pendukung partai yang mendorong eksistensi hujatan dan penghinaan akan mendapat stigma terburuk pada mayoritas masyarakat Anomie.
Sekumpulan masyarakat dengan lembaga sistem penyelenggara akan menjadi semakin brutal, kecurigaan akan kecurangan politik transaksional akan lebih mengancam bukan lagi dari pihak yang kalah tetapi dari pihak pemenang karena penyelenggaraan massal yang tidak mendukung kemenangan di daerah yang belum terselesaikan, ini adalah sebagai proyeksi penyelenggaraan sengketa pemilu daerah.


Pola Demokrasi Melankolia yang menjunjung Ekslusivitas dan Parokialisme akan menjadi command enemy dalam perjalanannya, kekalahan dalam kesenyapan, koherensifitas Romantisme dan Melankolis mempengaruhi kaum intelektual seperti yang pernah terjadi di Eropa pada abad 17 "strum und drang" atau pada peristiwa "Semper dolens" pada abad 15 hingga 16 yang diidentifikasi mengusung konsep revolusi secara terstruktur dan masif era Reneissance.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun