UMKM GO DIGITAL, UMKM GO GLOBAL
Â
Pada saat ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi wadah tersendiri bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian setidaknya dalam lingkup wilayah yang kecil hingga sedang. UMKM yang terus berkembang juga dapat menjadi simbol atau ciri khas bagi suatu daerah tertentu. Hal itu juga berlaku sama di Kelurahan Karangrejo yang memiliki cukup banyak jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Â
 Semarang (9/8/2022)
 Usaha Kecil Mikro dan Menengah yang tengah menjamur di Kelurahan Karangrejo memang sebuah pertanda yang baik. Dalam artian, masyarakat Kelurahan Karangrejo dapat dikatakan cukup melek dalam hal dunia usaha yang dapat mengangkat derajat ekonomi baik masing masing  keluarga maupun wilayah. Terlebih lagi UMKM masuk ke dalam program pemerintah Sustainable Development Goals (SDGS) poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan poin ke-17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
 Dalam rangka melaksanakan program kerja monodisiplin, Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Adi Prabowo, melakukan edukasi mengenai bagaimana cara supaya UMKM di wilayah Karangrejo dapat 'naik kelas'. Edukasi dilaksanakan secara door-to-door dengan disertai pembagian leaflet sebagai bahan untuk melengkapi pemahaman para pelaku UMKM.
 Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Ari Wibawa Budi Santoso, S.T., M.T, edukasi kepada UMKM memang salah satu program kerja yang direkomendasikan. Sebab dengan bekal pengetahuan dan teori mahasiswa yang lebih 'advanced', diharapkan mahasiswa mampu mengangkat derajat pelaku UMKM di kawasan mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
 Mahasiswa memulai program kerja edukasi pada hari Senin tanggal 1 Agustus 2022. Salah satu sasaran yang dipilih adalah Aysa Bags Craft yang merupakan salah satu pelaku UMKM di Kelurahan Karangrejo dalam bidang kerajinan. Alasannya adalah Aysa Bag and Craft merupakan salah satu UMKM yang sangat berpotensi untuk dapat 'merekah' dan menjadi ciri khas bagi Kelurahan Karangrejo. Materi yang disampaikan meliputi bagaimana UMKM mampu untuk memasarkan produknya secara lebih luas, bagaimana sebuah UMKM dapat mem-branding produknya, dan bagaimana sebuah UMKM mampu memahami niche (ceruk pasar).
Â
 Selain materi tersebut, mahasiswa juga memberikan materi tentang benefit untuk mendaftarkan usahannya ke dalam program Gerai Kopi dan Mi. Gerai Kopi dan Mi (Gerakan Terintegrasi Koperasi dan Usaha Mikro) adalah program dari Pemerintah Kota Semarang untuk memberi wadah kepada para pelaku UMKM se-Kota Semarang sehingga menjadi ekosistem yang sehat. Sebab berdasarkan data yang didapat dari Kelurahan Karangrejo, UMKM di Wilayah Karangrejo yang terdaftar di program Gerai Kopi dan Mi sangat sedikit. Hal itu juga diperkuat oleh Ketua UMKM Kelurahan Karangrejo, Heru Djunaedi, bahwa partisipasi para pelaku UMKM di Karangrejo untuk mendaftarkan usahanya di program Gerai Kopi dan Mi sangat rendah. Alasannya cukup beragam seperti tidak ada waktu, alur pendaftaran yang berbelit belit, dan minim benefit.
 Mahasiswa mencoba untuk mengedukasi pelaku UMKM mengenai benefit ketika mendaftarkan usahanya dalam program Gerai Kopi dan Mi. Beberapa benefit yang didapat adalah promosi gratis di laman/web pemerintah, mendapatkan kesempatan untuk bazaar, dan bantuan dana dengan nominal tertentu.
