Mohon tunggu...
Adipo Rahman
Adipo Rahman Mohon Tunggu... Dosen - Nobody

Seorang manusia yang tidak memiliki apapun, bahkan nyawa dan tubuh dia sendiri bukan milik dia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Fenomena Petani Modern yang Tidak Perlu Bisa Mencangkul

20 Juli 2022   21:47 Diperbarui: 20 Juli 2022   21:48 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal tanaman pangan, salah satu tanaman yang paling mudah diusahakan adalah tanaman jagung. Mengapa jagung? Jawabannya simpel sekali, yaitu karena tanaman jagung adalah tanaman yang paling mudah diusahakan. Apalagi sekarang sudah ada "toke jagung" yang siap membantu anda untuk mengusahakan tanaman tersebut. Jika sudah ada toke jagung, maka yang anda butuhkan lagi adalah sebidang lahan, dan paham sedikit-sedikit soal kebutuhan tanaman jagung, misalnya kapan tanaman jagung harus diberi pupuk, dan bagaimana tanda-tanda tanaman jagung apabila terserang hama atau penyakit. Soal pemupukan dan bagaimana mengatasi hama penyakit, hal tersebut dapat diatasi oleh toke jagung tersebut, anda hanya perlu melaporkan ke toke apabila jagung tumbuh tidak normal.

Toke jagung ini bisa disebut sebagai pemodal. Pada zaman ini, pemodal tidak lagi seperti tengkulak zaman dulu, yang mengambil keuntungan terlalu tinggi kepada nasabahnya. Nasabah di sini, diartikan sebagai petani yang meminjam modal kepada pemodal. Pada zaman ini, pemodal ilmunya sudah berkembang. Dia akan berusaha untuk membantu nasabahnya sebisa mungkin agar nasabahnya bisa mendapatkan hasil tani yang maksimal. Dengan hasil yang maksimal, nasabahnya akan bisa membayar hutang dengan lancar dan nasabah pun akan mendapatkan benefit yang lebih banyak. Singkat cerita, pemodal mendapatkan piutangnya, dan nasabah mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itulah pemodal ini akan selalu memperhatikan nasabahnya, akan mengontrol pemeliharaan tanaman nasabahnya demi mendapatkan hasil yang maksimal. 

Sering saya lihat beberapa tahun terakhir. 80% orang di daerah saya tinggal, punya lahan. Mereka biasanya menanam padi. Tapi sekarang mereka menanam jagung. Kenapa beralih? Jawabannya simpel, karena jagung lebih gampang mengusahakannya, tidak perlu atur-atur air, tinggal tanam, kasih pupuk pertama, kasih pupuk kedua, kemudian tunggu panen setelah sekitar 110 hari. Padahal yang mengerjakannya bukan mereka, melainkan pekerja yang diupah untuk melakukan itu semua, mulai dari pembersihan lahan hingga panen. Minimal, nasabah hanya perlu paham kapan pupuk diberikan. Lalu, dari mana pekerja dan upahnya? Tentu saja upah dipinjamkan oleh pemodal, sementara pekerjanya bisa dicari oleh nasabah sendiri, atau bisa minta bantuan pekerja dari pemodal. Semuanya, nasabah tinggal senang.

Jadi, anda semua bisa menjadi petani. Tidak perlu pandai menanam, tidak perlu paham cara memupuk, yang anda butuhkan cuma pemodal yang baik, lahan yang cocok untuk tanaman jagung dan paham sedikit tentang kebutuhan tanaman jagung. Anda bisa menjalani aktivitas harian, yang bekerja kantoran tetap bekerja seperti biasa, yang supir truk juga bisa bekerja seperti biasa, apapun kegiatan anda setiap hari, tinggal lakukan seperti biasa, dan tidak terasa sudah 110 hari, kemudian panen. Dan penghasilan pun bertambah. Lantas, bagaimana tingkat keuntungan usaha tani jagung ini? Insya Allah ini akan dibahas pada tulisan berikutnya. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun