Mohon tunggu...
Adi Nugroho
Adi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Belajarlah kepada Nabi Nuh dan Nabi Yusuf dalam mempersiapkan masa depan...

Educator Specialist in Private Financial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Padasan, Budaya yang Terlupakan

2 Juli 2021   10:55 Diperbarui: 2 Juli 2021   10:58 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padasan, budaya yg mulai hilang

Hanya sebuah perenungan Jumat kurang kerjaan . Covid ini memang sudah merebak kemana-mana dan sangat dekat dengan kita. 

Di wilayah saya pun di kompleks baik satu gang dan hanya selisih gang saja sudah beberapa jadi korban barusan. Salah dua teman bahkan sedang dalam kondisi kritis, kita hanya bisa berdoa saja. 

Usaha untuk mencari obat yg jadi rebutan rumah sakit sejagat, donor konvalesen, semua sudah dilakukan... Kita doakan lekas membaik.

Mungkin kita masih ingat, sebuah budaya lama tarian kuda lumping. Ebeg sebutannya di daerah Banyumas, ke timur lagi disebut jatilan, di Jawa Timur sangat dekat dengan kisah Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji. Ritual kuda lumping salah satunya bagian yg mistis adalah doa keselamatan dan keberkahan dari marabahaya, atau tolak bala.

Terlepas dari berbagai keyakinan, kita semua dengan berbagai keyakinan yang berbeda-beda, selalu mengharapkan keadaan itu. Semua ritual apapun dengan cara apapun sama saja. 

Kita semua berharap keadaan menjadi normal kembali. Usaha di jaman sekarang adalah dengan vaksinasi, dengan protokol kesehatan, dengan budaya bersih.

Sudah begitu banyak penjelasan para dokter yang menyatakan cara kerja virus ini. Secara tingkat mortality memang relatif rendah, tetapi tingkat penularan sangat tinggi, dan parahnya ketika seorang terpapar, virus membawa 'teman' para bakteri yg menyerang penyakit komorbid bawaan dari pasien. 

Tidak heran banyak kasus orang sampai meregang nyawa meski orang itu sudah negatif dari covid. Salah seorang teman yg tahun lalu terpapar, mengeluhkan karena bakteri hampir setahun ini masih banyak di sekitar jantung, paru, dan organ lainnya. 

Meski sudah lebih dari 6 bulan, masih mudah lemes dan tak bisa bekerja maksimal padahal ia kategori white collar sebagai kepala divisi di salah satu brand paling tenar di jagat automotive.

Untuk para generasi kolonial, mungkin masih ingat kakek nenek kita, mungkin generasi para buyut keatas yg ngerti,  memasang kendi pancuran air di depan rumahnya, sehingga orang masuk rumah sudah cuci tangan. Kebiasaan ini memang di masa kecil kami pun sudah mulai luntur. Ada namun sangat jarang. Inilah prokes masa lalu. Masa kini, gunakan masker, pakai hand sanitizer yang handy, jaga jarak. Perilaku kita akan menjadi contoh budaya baik untuk anak-anak kita.

Semoga pandemi lekas hilang dan kembali normal. Tetap jaga terutama buat teman-teman yang harus bekerja di lapangan dan harus bertemu orang. Semangat pagi....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun