Mohon tunggu...
Adini PutriR
Adini PutriR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Money

Melonjaknya Harga Cabai Menjelang Tahun Baru 2022

17 Januari 2022   08:46 Diperbarui: 17 Januari 2022   08:50 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

            Wah, tidak terasa ya ternyata satu tahun lebih ini kita telah melalui masa-masa di tahun 2021. Ada banyak kenangan yang telah kita lalui hingga akhirnya saat ini kita semua telah berada di tahun 2022. Namun, di awal tahun ini ternyata sudah ada perubahan yang berdampak di kehidupan kita, salah satunya ialah aspek ekonomi. Pada beberapa bulan lalu saat momen natal dan tahun baru, terjadi kenaikan harga pada cabai rawit merah yang berada di kisaran Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

            Pelonjakan harga cabai ini disebabkan oleh musim hujan yang masih terus terjadi hingga para petani sulit memanen setiap harinya. Cuaca di beberapa daerah pun terkadang masih tidak menentu sehingga seringkali terjadi gagal panen di beberapa perkebunan. Salah satu petani cabai di Kecamatan Wonodadi, Pak Dimas, telah menanam cabai di lahan 100m miliknya, tetapi  beberapa bulan terakhir ini cabainya tidak sama sekali berbuah sempurna seperti biasanya. Hal itu membuktikan bahwa faktor cuaca memberikan dampak yang besar pada kehidupan kita.

            Kenaikan harga memang sudah biasa terjadi, apalagi karena kondisi cuaca yang semakin sulit diprediksi. Dahulu yang biasanya petani bisa menghasilkan 70 -- 90 kg cabai, tetapi sekarang hanya bisa menghasilkan sekitar 30 -- 50 kg saja setiap satu kali panen. Hal itu akhirnya membuat harga cabai semakin mahal karena sulit menghasilkan cabai yang berkualitas tinggi untuk diproduksi. Hasil cabai dari sumbernya juga semakin berkurang, karena sekarang ini tanaman cabai jadi semakin mudah layu dan busuk.

            Cuaca yang tidak menentu ini dapat kita lihat dari perubahan yang sangat cepat dari  siang hari terik, kemudian berubah hujan pada malam hari. Maka dari itulah, para petani harus menahan diri untuk memanen pada siang hari dan menunggu hingga kondisi cuaca kembali stabil agar hasilnya tidak sia-sia. Namun, masih ada beberapa petani yang memaksa untuk melakukan panen karena berharap cabai tersebut menghasilkan warna hijau dan matang, walaupun ujung-ujungnya berubah jadi layu juga. Apabila hal itu terjadi, biasanya para petani terpaksa harus memanen lagi karena takut cabai semakin membusuk.

            Hari demi hari, pasokan cabai akhirnya menjadi langka karena gagal panen sering terjadi. Hal itu terjadi ketika permintaan semakin banyak, tetapi pasokan justru menipis. Maka, kita semua sudah enggak heran lagi kalau harga cabai semakin melonjak di tengah kehidupan sekarang ini. Secara umum, kejadian ini terjadi karena pemanasan global sehingga kondisi cuaca mudah berubah-ubah. Oleh karena itu, kejadian ini seharusnya bisa menjadi perhatian kita semua, nih untuk terus menjaga keberlangsungan bumi, salah satunya untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga cabai lagi.

            Usaha dari para petani juga sudah membuktikan bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu kondisi cuaca kembali normal. Walaupun ada keuntungan lebih dari kejadian ini, mereka pun tetap merasakan adanya kesulitan dalam memproduksi cabai karena harus bekerja lebih keras lagi untuk menghasilkan cabai dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen yang tinggal di kota haruslah sadar dan paham bahwa kenaikan harga ini menjai pengingat kita untuk terus memperhatikan kondisi di lingkungan sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun