Mohon tunggu...
ading boy
ading boy Mohon Tunggu... Relawan - Resmi

29 07 00

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Have You Ever See and Think What The Reason? Antara Konflik dan Negoisasi

21 Oktober 2021   20:57 Diperbarui: 21 Oktober 2021   22:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disaat kita dihadapkan dengan suatu hubungan baik itu hubungan individu maupun kelompok, kita tidak akan terlepas dari yang namanya ineraksi. dalam sebuah inetaraksi pastinya akan ada efek yang kita inginkan dan ada pula yang tidak kita inginkan, 

hal yang sering terjadi dalam sebuah interaksi adalah konflik dan negoisasi yang mana keduanya berhubungan sangat erat kaitannya dan saling terikat keduanya, WHY? karena ketika ineteraksi yang kita hadapi berjalan baik maka itu adalah harapan yang di inginka dan diharapkan oleh kita, 

Namun ketika interaksi tersebut tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau harapkan maka itu akan menjadi masalah atau kita sebut dengan konflik dalam sebuah interkasi, hal yang ada dalam benak kita pastinya adalah bagaimana caranya hal tersebut tidak terjadi, nah salah satu jalan yang diberikan adalah tawar menawar atara interaksi tersebut atau kita sebut dengan negoisasi, disitu kita diharuskan untuk memahami posisi dan kondisi hal apa saja yang terjadi ketika kita memaksa maju.

konflik tidak akan terjadi begitu saja, pasti ada pemicu yang menjadikan konflik tersebut timbul ke permukaan, apapun pemicunya mau se sepele apapun hal itu dapat merusak interaksi antar individu maupun kelompok, bak sebuah negara yang memperebutkan wilayah perbatasan dan hal tersebut akan berdampak pada perang apabila tidak segera di tangani, HOW? jalannya adalah negoisasi dengan menghadapkan setiap perwakilan antar negara yang membawa harapan damai dengan hasil yang tidak merugikan sebelah pihak, hasil dari negoisasi tersebut akan membawa dampak dan mau dibawa kemana konflik tersebut, konfrontasi?, damai? atau saling boikot? entahlah, semua tergantung lawan yang kita hadapi

misal contoh nyata dari problematika yang kita hadapi di dunia nyata ini, negara china adalah negara yang dapat mengendalikan sebuah ekonomi suatu negara dengan produknya, tidak hanya china sih banyak juga negara adidaya lainnya yang sama melakukan hal tersebut, namu tidak ada yang lebih besar dampaknya dari produk china, bayangkan saja, kalian makan saja mangkok dan piring yang kalian pakai pasti salah satunya ada produk china nya, sampai sebegitunya china menguasai pasar hinnga ketika mereka bergerak dalam sebuah produk yang sepele dapat memengaruhi ekonomi negara, untuk problemnya mari kita lihat apa yang terjadi di natuna dari tahun 2020.

kita dihadapkan dengan klaim china atas laut serta pulau natuna, padahal wilayah tersebut tepat berada jauuuuh dari peradaban mereka, malah wilayah tersebut berada di asia tenggara bukan asia pasifik, karena hal tersebut kini indonesia dihadapkan dengan kebingungan yang luar biasa, indonesia ingin mempertahankan wilayahnya yang di klaim china namun disisi lain indonesia tidak ingin berbuat masalah dengan china karena semua yang indonesia pakai mulai dari produk, utang, hingga tenaga kerjanya semua dari china

disinilah kekuatan negoisasi dibutuhkan, dimana hal tersebut daharapkan akan memawa keputusan yang sasuai dan diharapkan kedua belah pihak, negoisasi memiliki kekuatan yang tidak dimiliki kekuatan perang, dimana negoisasi mampu menyatukan dua menjadi satu atau memisahkan satu menjadi dua, dari saking mengerikannya negoisasi dapat memusnahkan suatu pihak yang salah mengambil langkah, jika keputusan salah yang di ambil bukan tidak jika sekutu yang mendukung sebuah pihak akan membantu untuk mengambil alih jalannya konflik, hal tersebut dapat merugikan banyak orang juga, baik pihak lawan maupun pihak kawan

hasil dari negoisasi dari sebuah konflik jika sesuai dengan yang diharapkan maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan tersendiri, dimana kesejahteraan antar individu atau kelompok kan berprospek cerah, karena interaksi sudah tidak membatasi mereka untuk memulai suatu proyek yang ingi dikembangkan oleh mereka, contoh mengembangkan virus covid menjadi vaksin mungkin? atau produk yang positif seperti yang dilakukan PT pal indonesia dengan perusaah inggris martin apalah namanya yang mengembangkan kapal fregat arrowhead yang banyak dibicarakan umum ini, dalam sebuah interkasi tersebut pasti memiliki konflik dan negoisasi agar semua yang diharapkan dari awal berjalan baik dengan menerbitkan syarat dan ketentuan yang disetujui kedua belah pihak

apapun masalah atau konflik yang kita hadapi, jangan pernah kita tergesa gesa dalam memilih jalan yang kita buat agar tidak menyebabkan kekacauan yang besar di akhir interaksi tersebut tetaplah bernafas dan berharap walau kadang keputusan yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, apapun itu selagi kita diperbolehkan untuk melakukan negoisasi maka harapan untuk mendapatkan apa yang sesuai dengan yang kita harapkan, walau sesulit apapun kekuatan negoisasi pasti akan membantu, walau pemakaian negoisasi terdapat batasannya juga, itu bisa terjadi apabila sebelah pihak merasa dia yang berhak memilikinya, btanpa melihat kejadian yang terjadi dilapangan, negoisasi tidak akan terjadi apabila lawan kita sudah tidak punya otak untuk memilih dan mengedepankan uang sebagai penggeraknya, dunia sudah dibutakan oleh uang, karena uang berpengaruh juga terhadap hasil yang akan keluas sebagai hasil dari negoisasi

uang bukan segalanya namun segalanya butuh uang, negoisasi juga membutuhhkan uang, dimana dalam setiap penawaran yang ditawarkan dalam sebuah jalan yang dijual oleh negoisasi tersebut, ketika penwaran dan harga tidak sesui dengan isi dari negoisasi maka yang terjadi adalah di sebalah pihak akan dipaksa untuk mengikuti apa yang telah disepakati oleh pihak yang memiliki penawaran ntah itu jalan yang mulus atau jalan yang AGAK kasar SEDIKIT

semua kembali pada tiap individu itu sendiri, apa dia menggunakan hatinya atau otaknya yang kopong itu, ntah lah penulis hanyalah butiran debu yang berputar pada jalan yang dibuat oleh angin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun