Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Kejar Beasiswa Sampai Dapat!

6 Desember 2017   00:03 Diperbarui: 6 Desember 2017   14:46 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: hindustantimes.com

Siapa sih di dunia ini yang tidak memiliki mimpi untuk berkuliah di luar negeri? Ditambah dengan beasiswa pula! Whoa, it must be a dream of every single person on Earth.

Banyak alasan positif yang mendasari keinginan ini, seperti memberi pengalaman hidup dengan kesempatan menjajal budaya-budaya baik dari negara ataupun masyarakatnya. Selain itu, menjadi mahasiswa di luar negeri juga akan memperluas jaringan sosial seseorang, sebab ia pasti akan merajut pertemanan dengan beberapa orang yang datang dari negara-negara yang berbeda.

Dari sekian negara yang seringkali dijadikan tujuan studi, negeri yang mendapatkan julukan Negeri Paman Sam adalah salah satu yang paling diminati karena univeristas-universitasnya yang jempolan.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bersama Institute of International Education merilis data Open Doors 2017 yang menunjukkan terdapat 8.776 warga Indonesia yang tengah melanjutkan studinya di AS saat ini. 61,6% di antaranya menempuh pendidikan S1, sedangkan 20% mencoba peruntungannya di pendidikan pascasarjana.

Melansir dari CNNIndonesia, sejumlah perguruan tinggi di AS menawarkan program beasiswa sendiri, di samping program beasiswa dari pemerintah AS, dan ada pula dari pemerintah Indonesia, seperti beasiswa DIKTI.

Setiap program beasiswa memiliki kualifikasi yang berbeda, tapi ada tahapan-tahapan sama yang bisa dipersiapkan. Berdasarkan rekomendasi dari beberapa alumni dan mahasiswa internasional asal Indonesia, inilah persiapan-persiapannya:

  • Melatih kemampuan bahasa Inggris
    Ini adalah sebuah kewajiban bagi setiap orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Agasha K. Ratam yang sedang mengemban studi di Yale University membeberkan tes TOEFL digunakan sebagai standar untuk menguji kemampuan berbahasa Inggris seseorang.
    Hal yang sama juga diutarakan oleh Satrio Wicaksono, seorang alumni Wesleyan University. Katanya, jika berasal dari sekolah yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, maka kamu perlu mengambil tes TOEFL di tempat yang sudah berlisensi.
  • Mempersiapkan untuk tes SAT atau ACT
    Scholastic Aptitude Test (SAT) dan American College Testing (ACT) adalah ujian akademik yang akan menentukan apakah pelamar beasiswa mampu belajar di universitas yang diinginkannya.
    SAT seperti tes matematika dan bahasa Inggris. Tes bahasa Inggrisnya serupa dengan tes psikologi, ada sinonim, antonim, dan sebagainya. Jadi dianjurkan untuk hapal kata-kata sulit dalam bahasa Inggris.
    ACT tidak begitu berbeda dengan SAT, namun ACT memiliki tes untuk sains. ACT disarankan bagi pelamar yang ingin melanjutkan kuliah di bidang sains.
  • Memiliki prestasi dan aktivitas di luar akademik
    Prestasi lomba dalam bidang olahraga atau sains juga menjadi nilai tambah buat pelamar. Aktivitas-aktivitas non-akademik dan pernah menjadi volunteer pada sebuah kegiatan bisa membuat admission officer tertarik, dan akan dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan kontribusi apa yang dapat diberikan pelamar pada universitas.
    Nilai rapor pelamar juga akan diperiksa oleh pihak admission officer, namun penilaian tidak sepenuhnya akan bergantung pada nilai akademik pelamar di sekolah.
    Menurut Agasha, universitas tidak mencari anak yang memiliki nilai bagus di sekolah saja, tapi juga anak yang aktif dalam kegiatan di luar sekolah.
  • Mempersiapkanapplication essay
    Untuk mengenal para pelamarnya lebih dalam lagi, universitas meminta pelamar untuk menulis sebuah esai tentang personal statement.
    Esai tersebut harus benar-benar menggambarkan diri sendiri dengan pemberian sentuhan yang tentu saja personal. Ceritakan mengapa pelamar begitu tertarik untuk menjadi mahasiswa di universitas dan jurusan yang diinginkannya.
    Esai ini harus paling menonjol dibandingkan esai pelamar lainnya.
    "Kita harus menunjukkan sisi yang tidak biasa, tapi pilih angle cerita menarik yang bisa menggambarkan diri sendiri dan pengalaman yang membedakan diri dari orang lain," papar Satrio.
    Ivania Livia Hartanto, yang tengah menjadi mahasiswa di Cornell University, pun menyarankan hal yang sama: Cari hal yang menarik dalam diri kemudian jadikan itu sebagai personal statement.
  •  Mempersiapkan surat rekomendasi
    Guru di sekolah bisa membuat surat rekomendasi untuk pelamar. Guru yang membuat disarankan harus sangat mengenal pelamar agar admission officer mendapatkan gambaran tentang pelamar dan surat juga tidak terkesan bersifat universal.

Hmm, susah-susah gampang ya. Tapi jangan menyerah! Selalu ada jalan di balik keinginan yang kuat dan usaha yang keras.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun