Mohon tunggu...
Humaniora

Perang Aceh Termasuk sebagai Salah Satu Perang Terlama di Dunia?

8 April 2019   21:25 Diperbarui: 30 Juni 2021   11:15 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Aceh Termasuk sebagai Salah Satu Perang Terlama di Dunia? | Republika

Dalam sejarah menggapai kemerdekaan, Indonesia selalu diwarnai dengan peperangan dan pertumpahan darah dari rakyat untuk mempertahankan tanah air tercinta di berbagai daerah Nusantara. Mulai dari Sabang hingga Merauke. Dari berbagai peperangan tersebut, terdapat satu peperangan yang menarik perhatian saya karena termasuk sebagai salah satu perang terlama di dunia. Yaitu, Perang Aceh. Bagaimana tidak ? Perang ini berlangsung selama 31 tahun, dari tahun 1873 - 1904. Dan memakan korban yang jumlahnya tidak main main, yaitu sekitar 90.000 - 100.000 orang. lalu, apa hal yang membuat perang ini berlangsung begitu lama ? berikut merupakan penjelasannya.

Baca juga: Motang Rua, Pernah Ikut Perang Aceh, di Vietnam Hingga Kembali ke Manggarai

Pada awalnya, perang ini disebabkan oleh 2 Faktor, yaitu Faktor Umum dan Faktor Khusus. Faktor umum perang ini antara lain :

1. Kecurigaan Belanda terhadap kerajaan Aceh, Bahwasanya kerajaan Aceh memiliki hubungan politik dengan Negara lain.

2. Karena ingin menguasai Aceh, Belanda pun melanggar Perjanjian London pada tahun 1824.

3. Aceh kerap menghambat dan menenggelamkan kapal Belanda yang berlayar di Selat Malaka, karena Aceh menuduh bahwa Belanda telah melanggar janjinya.

4. Belanda menuduh bahwasanya Aceh tidak ingin menjalin Kerja Sama.

5. Adanya perjanjian Siak pada tahun 1858, yang mengharuskan Aceh menyerahkan beberapa wilayahnya. yaitu wilayah Asahan, Langkat, Deli dan Serdang.

Sementara Faktor Khusus terjadinya perang ini adalah karena Belanda ingin agar Aceh mengakui kedaulatannya di Aceh, tapi tentunya hal ini ditolak mentah mentah oleh Kerajaan dan Rakyat Aceh. Karena merasa geram, beberapa hari setelah penolakan tersebut Belanda pun mendeklarasikan perang melawan Aceh. Tepat pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda melancarkan serangan pertamanya dengan membawa 3.000 kapal perang dan menembakkan meriam kedaratan Aceh, oleh kapal perang Citadel Van Antwerpen.

Setelah pergencatan senjata dilakukan keduanya, Pada tanggal 13 Oktober 1880 Ibu Kota Aceh berhasil ditaklukan oleh Belanda. Dengan ini, Belanda mengira bahwa mereka telah berhasil memenangkan peperangan. Namun, ternyata pemikiran Belanda meleset. karena nyatanya, diluar Ibu Kota Aceh Para ulama dan gerilyawan gerilyawan Aceh sedang memompa dan membakar semangat pasukan Aceh untuk mengalahkan pasukan Belanda. Mereka berperang menggunakan taktik Gerilya, mereka menyerang Pos Pos Penjagaan Belanda, Menyerang Belanda ditengah malam saat pasukan Belanda sedang beristirahat dan lengah.

Baca juga: Korte Verklaring; Konsesus Uleebalang dengan Kolonial Belanda Semasa Perang Aceh

Kemudian penggunaan strategi perang yang berbeda beda membuat Belanda cukup kewalahan untuk mengetahui strategi perang pasukan Aceh yang sebenarnya. selain itu faktor Geografis Aceh yang mendukung pun kerap dijadikan sebagai tempat bersembunyi oleh Pasukan Aceh. Berkat kecerdikan Pasukan Aceh dalam mengatur strategi,mau tidak mau Belanda terpaksa harus melakukan peperangan selama 31 tahun lamanya. Dan selama peperangan berlangsung, Belanda kerap merasa kesulitan bahkan frustasi untuk mengalahkan Pasukan Aceh. Berikut merupakan Faktor - Faktor yang membuat Belanda merasa kesulitan untuk mengalahkan Pasukan Aceh :

1. Keadaan Geografis Aceh yang bergunung gunung dan memiliki hutan yang lebat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan bersembunyi selama perang berlangsung. Hal ini cukup menyulitkan Belanda untuk mencari dan mengejar pasukan Aceh.

2. Para Ulama di Aceh memiliki pengaruh yang cukup besar dan kuat untuk membakar semangat perang sabil di jiwa Pasukan Aceh.

3. Perang Aceh tidak bergantung pada pemimpin. Ya, terutama saat perang Aceh ke empat. Karena pada saat itu Taktik Gerilya sangat ditekankan, merek berperang secara kelompok dan perorangan tanpa adanya komando dari pemerintahan pusat Kerajaan Aceh.

4. Pasukan Aceh yang Cerdik.

5. Faktor sosial rakyat Aceh yang tidak mudah tertarik dengan perkataan dan janji manis yang dilontarkan Belanda. Karena inilah, taktik Belanda untuk mengadu domba Rakyat Aceh pun gagal.

Perang berlangsung terus menerus secara tarik ulur selama bertahun tahun, terus menyerang dan mundur. Pada akhirnya, Belanda berhasil menemukan taktik yang dapat mengalahkan Pasukan Aceh. Taktik pertama, mereka meniru strategi Aceh yaitu strategi Gerilya sehingga Pasukan Belanda dapat menguasai pegunungan - pegunungan dan Hutan hutan lebat di Aceh, kemudian mengejar para Gerilyawan Gerilyawan Aceh. Sehingga pasukan Aceh terpaksa naik ke atas gunung untuk berlindung karena terdesak.

Baca juga: Perang Aceh, Salah Satu dari 10 Perang Terlama di Dunia

Taktik yang kedua adalah dengan menculik anggota keluarga gerilyawan Aceh, yang berhasil membuat banyak gerilyawan menyerah kepada Belanda. Taktik ketiga, Belanda melakukan pembersihan dengan membunuh rakyat Aceh. Kemudian, Taktik terakhirnya adalah dengan menangkap Cut Nyak Dien yang masih melakukan perlawanan dan mengasingkannya ke Sumedang. Belanda juga menangkap para gerilyawan yang masih tersisa. Dengan begitu, Perang kali ini resmi dimenangkan oleh Belanda setelah melakukan gencatan senjata selama 31 tahun lamanya.

Itulah alasan mengapa Perang Aceh dimasukkan sebagai salah satu Perang terlama di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun