Mohon tunggu...
Adinda Puteri Andris
Adinda Puteri Andris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

dinda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Bahasa Indonesia Cerita Teman

17 Oktober 2022   13:34 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Miracle in Cell No.7

Film ini menceritakan seorang ayah yang memilki keterbelakangan mental bernama Dodo dan anaknya yang bernama Kartika. Kartika sudah ditinggal ibunya sejak bayi, ibunya bernama Uwi, maka dari itu Kartika dirawat oleh ayahnya yang memiliki keterbelakangan mental dan penjual balon. Kartika adalah anak yang baik dan pintar, ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Setiap hari ayahnya selalu mengantar dan menjemput Kartika dengan sepeda yang dipakai untuk menjual balonnya. Mereka hidup bahagia sampai akhirnya bermunculan permasalahan yang membuat hancur kebahagiaan mereka.

Permasalahannya berawal dari ayahnya yang sedang menjual balonnya di salah satu rumah mewah, dimana mereka pesan untuk merayakan ulang tahun anaknya yang bernama Melati. Saat itu mereka sedang mempersiapkan perayaannya yang akan dilaksanakan di rumahnya. Ibu Melati mengingatkan asisten rumahnya untuk memindahkan kabel yang tergeletak di tengah jalan dekat kolam renang. Benar saja tidak lama kemudian Melati melintasinya dan tersandung kabel yang belum sempat dipindahkan, sampai akhirnya kepalanya terbentur meja dan tercebur kolam renang, ia tidak tertolong dikarenakan benturan yang terjadi di kepalanya. Dodo melihat kejadian itu ingin menolong Melati yang sudah mengapung di kolam renang, Dodo berhasil membawa Melati ke tepi kolam. Saat itu baju Dodo basah, saat itu ia ingat pesan dari istrinya bahwa "baju basah harus diganti, nanti sakit", maka dari itu Dodo membuka bajunya, saat ia melihat baju Melati yang juga basah ia juga ingin membuka bajunya, namun saat ingin membukanya asisten rumah melihat dan mengira bahwa Dodo telah memperkosa dan membunuh Melati. Keluarga Melati melaporkan Dodo ke polisi, dengan tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan, Dodo dibawa ke kantor polisi.

Dodo masuk ke dalam sel nomor 7, hukuman yang diberikan adalah hukuman mati. Dodo melakukan suatu pembelaan kepada ketua penghuni sel nomor 7, pada saat ia ingin di tusuk oleh salah satu tahanan, saat para tahanan sedang makan. Semenjak kejadian itu Dodo diberi perlakuan baik oleh para tahanan  penghuni sel. Ketua sel sangat berterima kasih atas pembelaan yang  diberikan Dodo kepadanya, sampai akhirnya ia ingin memberikan apa yang diinginkan Dodo. Dodo pun menjawab "anak" maksudnya adalah Kartika. Para penghuni sel pun memikirkan bagaimana caranya.

Sampai akhirnya mereka menemukan cara untuk mempertemukan Dodo dengan Kartika, sampai pada akhirnya kepala sipir mengetahui aksi mereka. Mereka pun dipisahkan kembali, kepala sipir membawa Kartika kepada istrinya, karena mereka mengingat anak mereka yang telah tiada, dan akhirnya Kartika di asuh oleh mereka.

Pada saat persidangan Dodo ingin dilakukan, para penghuni sel mencari tahu tentang tuduhan yang diberikan Dodo, mereka menganggap bahwa Dodo tidak mungkin melakukan hal itu. Namun sayang karena ayah Melati adalah calon gubernur, ia berkuasa atas segalanya. Dodo pun diancam untuk tidak berkata jujur di persidangan. Karena ia diancam anaknya Kartika akan tidak aman. Ayah Melati telah mengetahui yang sebenarnya dan enggan mencabut tuntutannya karena takut reputasinya akan menurun.

Sampai akhirnya persidangan dimulai. Namun ternyata Dodo justru mengakui perbuatan yang sebenarnya tidak ia lakukan, karena ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan anaknya. Dodo pun dihukum mati. Setelah Kartika dewasa ia menjadi seorang pengacara karena ingin membersihkan nama baik ayahnya. Kartika pun berhasil untuk memberikan pernyataan bahwa ayahnya saat itu tidak bersalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun