Mohon tunggu...
Adinda Pillai
Adinda Pillai Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Untuk Project

Hanya Untuk Project Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Nilai yang Aku Dapatkan dari Novel "Rahasia Salinem"

9 Maret 2020   12:14 Diperbarui: 9 Maret 2020   13:03 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RESENSI: CERITA, BAHASA, DAN PENOKOHAN NOVEL RAHASIA SALINEM

Rahasia Salinem adalah buku fiktif yang termasuk dalam genre drama dan perjalanan. Buku ini ditulis oleh Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adjie dengan Storial.co sebagai penerbitnya. 

Cover buku ini terlihat seperti novel romance, namun sebenarnya isi dalam novel Rahasia Salinem adalah perjalanan yang dilalui oleh Salinem dari tahun 1923 hingga Salinem meninggal dunia.

Tokoh yang paling difokuskan pada awal cerita adalah Tyo. Tyo merupakan seorang laki-laki yang selalu bertanya-tanya apakah Salinem adalah neneknya atau bukan. 

Di halaman 13 dijelaskan bahwa Tyo adalah Cucu Salinem, anak dari Bambang Irawan. Tyo mempelajari banyak hal dari Mbah Nem. 

Ketika Mbah Nem masih hidup, ia tidak terlalu menanyakan hal-hal tentang Mbah Nem. Setelah Mbah Nem jatuh sakit, Tyo mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi tentang Mbah Nem.

Karakter Salinem sebenarnya sangat keras kepala. Walaupun Mbah Nem sudah tua, ia masih saja pergi ke sawah layaknya seperti anak muda. 

Saat Mbah Nem jatuh sakit, keluarganya menganjurkan untuk ke rumah sakit agar bisa diperiksa oleh dokter, tetapi Mbah Nem sangat keras kepala dan ingin pulang saja. Sampai-sampai dokter hanya dapat menggelengkan kepala.  

Buku Rahasia Salinem berlatarkan adat Jawa. Hal ini terlihat dari penggunaan Bahasa Jawa oleh Salinem dan tokoh yang satu generasi dengannya. 

Pada halaman 27 merupakan pertama kalinya Salinem menggunakan Bahasa Jawa yaitu, "Kowe kabeh arep nggawe kamarku dadi rumah sakit, pa?" yang berarti "Kalian semua ingin menjadikan kamarku rumah sakit?". Mbah Nem menganut agama Kristen atau Katolik. 

Hal ini terlihat di halaman 7 Mbah Nem mengeluarkan kata "Bapa kami di surga.." dalam Bahasa Jawa. Pembukaan doa tersebut untuk yang beragama Kristen-Katolik. Walau Salinem mempunyai sifat keras kepala, tetapi ketika Kartinah tidak ingin dipanggil Gusti lagi oleh Salinem. Ia tetap memanggilnya Gusti, walau Kartinah tidak suka dipanggil itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun