Mohon tunggu...
Nature

Berkaca pada Sungai Thames, Semula Dijuluki "The Great Stink" Kini Sungai Terbersih di Dunia

16 November 2018   13:35 Diperbarui: 16 November 2018   13:58 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seberapa penting peran sebuah sungai untuk suatu negara? Sebagai objek wisata, atau sumber air warga sekitarnya? Mungkin banyak dari kita yang tidak menyadari seberapa besar sungai dapat berpengaruh pada kehidupan kita. 

Berbagai media internasional saat ini sedang gencar-gencarnya mendengungkan Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia. Seberapa kotor sebenarnya 'sungai terkotor di dunia' ini? The Diplomat menyebutkan bahwa dibeberapa titik sungai, air sungai bahkan tidak terlihat, hanya sampah yang mengapung bersama bangkai hewan. Air sungai pun telah berubah warnanya, akibat limbah industri dari hampir 500 perusahaan yang dialirkan langsung ke sungai.

Meski mendapatkan predikat sungai terkotor di dunia, Sungai Citarum tetap memiliki peran penting bagi warga sekitar. Tinggal di daerah perairan Sungai Citarum adalah hampir 30 juta penduduk Jawa Barat, yang setiap hari menggunakan air Sungai Citarum melalui irigasi sawah, mencuci, hingga mengkonsumsi air sebagai air minum.

Melihat kegentingan ini, Presiden Jokowi mengeluarkan target pembersihan Sungai Citarum dalam 7 tahun, yang akan selesai di tahun 2025 mendatang. Melihat target ini, mungkin sebagian dari kita bertanya: Apakah mungkin sungai terkotor di dunia menjadi bersih dalam waktu yang singkat? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita sejenak terbang ke London, Britania Raya. Mengalir di tengah kota metropolitan, Sungai Thames adalah salah satu sungai paling terkenal di dunia. Membentang sepanjang 346 km melalui lebih dari 20 kota, Sungai Thames yang kini dijuluki salah satu sungai terbersih di dunia ternyata menyimpan rahasia gelap.

Sejak tahun 1800-an, Sungai Thames menderita pencemaran berat. Air sungai ini berwarna hitam dan mengandung bahan-bahan beracun akibat dari limbah industri. "The Great Stink" adalah julukan bagi sungai ini. Di tahun 1878, sebuah kapal pesiar yang mengangkut 600 orang sedang berlayar di Sungai Thames mengalami kecelakaan. Para penumpang lalu berusaha berenang dan menyelamatkan diri, namun sebelum mereka dapat mencapai daratan, mereka justru meninggal akibat keracunan air Sungai Thames.

Di tahun 1957, Sungai Thames dideklarasikan 'mati secara biologis'. Hampir tidak ada satupun makhluk hidup yang mampu bertahan hidup di dalamnya karena sedikitnya kadar oksigen yang terkandung dalam air sungai. Bau yang menyeruak dari Sungai Thames bahkan memasuki ruangan Gedung Parlemen yang berada tepat di seberangnya.

Pemerintah Inggris lambat laun tersadar betapa mendesaknya revitalisasi Sungai Thames. Berbagai regulasi pembuangan limbah diperketat, termasuk di dalamnya limbah industri dan pembuangan limbah logam beracun. Tidak hanya pemerintah, masyarakat pun turut serta dalam pembersihan lewat pembentukan komunitas peduli Sungai Thames.

Kini, Sungai Thames yang dulu dinyatakan mati secara biologis telah menjadi rumah bagi 125 spesies ikan dan 400 spesies invertebrata di dasar sungai. Pembersihan Sungai Thames ini tidak terlaksana dalam sekejap, melainkan butuh puluhan tahun untuk mencapai tingkat ini. Tidak hanya pembersihan, pemerintah dan masyarakat juga terus melakukan penjagaan kebersihan sungai hingga detik ini.

Inilah yang dibutuhkan Indonesia dalam membersihkan Sungai Citarum. Target, semangat, dan kegigihan yang tidak luntur dimakan waktu. Siapa tahu, anak cucu kita nanti dapat dengan bangga mengatakan "Sungai Citarum kini sungai terbersih di dunia".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun