Mohon tunggu...
Adinda Siti Nur Afifah
Adinda Siti Nur Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bisa karena biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masihkah Pengguna Merasa Takut Gunakan Tokopedia?

10 April 2021   18:58 Diperbarui: 10 April 2021   18:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era media baru ini, hampir semua masyarakat merasakan kemudahan yang terjadi. Perubahan sistem teknologi memicu banyak perubahan di tengah masyarakat. Kemudahan itu banyak kita rasakan saat ini. Salah satu yang paling terasa adalah perubahan pola masyarakat dimana saat ini masyarakat cenderung banyak mengakses berbagai macam hal hanya dari ponsel. Tokopedia menjadi salah satu kemudahan yang di terima, aplikasi belanja online ini membuat kita tidak perlu keluar dan berdesak desakan dengan banyak orang demi memenuhi kebutuhan, hanya sekali klik, tunggu, dan yang diperlukan akan datang. Namun tak dipungkiri, semakin berkembangnya teknologi semakin berkembangnya juga tindakan kejahatan. Bahkan dengan mudah kejahatan itu dapat dilakukan.

Dilansir dari CNBC Indonesia pada 4 Mei 2020, Kasus kebobolan data akun pengguna di Tokopedia terungkap ke publik oleh akun twitter @underthebreach yang mengklaim dirinya sebagai layanan pengawasan dan pencengahan kebocoran data asal Israel. Awalnya peretas dengan nama akun Whysodank menawarkan 15 juta data akun pengguna Tokopedia di forum RaidForums. Hacker berbagi data untuk meminta bantuan peretas lain membuka kunci algoritma password akun tersebut karena masih di-hash. Data yang ditawarkannya berupa User ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor ponsel dan password tersandi. Ia mengklaim data ini dari peretasan yang terjadi pada 20 Maret 2020. Sehari kemudian, hacker mengumumkan telah menjual 91 juta data seharga US$5.000 atau setara Rp 75 juta. Ia menjualnya di Empire Market, pasar gelap di Dark Web. Manajemen Tokopedia sendiri sudah mengakui akan adanya upaya pencurian data pengguna Tokopedia namun informasi penting seperti password tetap berhasil terlindungi. Menurut fakta dan aktual dari berbagai sumber, penyerangan ini merupakan sebuah tindak kriminal yang memang bisa terjadi di era teknologi seperti ini.

Kasus pembobolan data akun Tokopedia masuk dalam bentuk cyber crime infringements of privacy, dimana kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal sangat pribadi. Kejahatan ini akan mengambil data pribadi seseorang yang telah tersimpan secara komputerisasi. aspek terpenting dari kasus tersebut bukanlah soal password akun Tokopedia, melainkan data-data pribadi yang bocor, berisi email, nama, alamat, tanggal lahir, dan nomor telepon yang dapat digunakan untuk keperluan lain. Data data personal pengguna bisa saja disalah gunakan untuk profiling, scamming atau phishing. Hal ini bisa berdampak buruk terhadap pengguna.

Namun, Tokopedia mengklaim bahwa sistem keamanan yg dibangun telah melalui tahapan keamanan berlapis. VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak mengungkapkan bahwa Tokopedia memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran dan masih aman. Tokopedia mengklaim bahwa pihaknya selalu menjaga kerahasiaan data pengguna. Meskipun password dan informasi krusial pengguna tetap terlindungi di balik enkripsi, manajemen Tokopedia menganjurkan pengguna Tokopedia untuk tetap mengganti password akunnya secara berkala demi keamanan dan kenyamanan. Tokopedia juga menerapkan keamanan berlapis, termasuk dengan OTP yang hanya dapat diakses secara real time oleh pemilik akun, Tokopedia pun selalu mengingatkan kepada para penggunanya agar tidak sembarangan memberikan kode OTP kepada siapapun.

Dari kasus di atas saya akan menjelaskan sedikit mengenai apa itu Cyber Crime. Cyber crime bukan hanya menggunakan kecanggihan teknologi komputer, akan tetapi juga melibatkan teknologi telekomunikasi didalam pengoperasiannya. Hal ini dapat dilihat pada pandangan Indra Safitri yang mengemukakan bahwa kejahatan dunia maya adalah jenis kejahatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sebuah teknologi informasi tanpa batas serta memiliki karakteristik yang kuat dengan sebuah rekayasa teknologi yang mengandalkan kepada tingkat keamanan yang tinggi dan kredibilitas dari sebuah informasi yang dapat diakses oleh pelanggan internet.

Setelah saya tanya kepada teman teman saya yang menggunakan Tokopedia, mereka tidak lagi merasa takut, karena mereka percaya bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi lagi dan berharap Tokopedia agar terus meningkatkan mekanisme keamanan mereka. Maka, kita sebagai pengguna diharapkan paham bagaimana mekanisme yang ada di dunia maya. Solusi dari saya jika suatu saat hal seperti ini kembali terjadi di aplikasi apapun, yang pertama jelas sekali, merubah sandi dan memberikan keamanan dua langkah di akun email anda masing masing. Percayakan pada pihak aplikasi dan ikuti solusi yang telah mereka berikan. Dan yang terakhir berhati hatilah, kejahatan di internet bisa kapanpun terjadi tanpa kita duga.

Referensi

Kejahatan siber cyber crime, suatu pengantar oleh Maskun, S.H., LLM.

http://journal.unnes.ac.id/index.php/pandecta

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200504063854-37-155936/cerita-lengkap-bocornya-91-juta-data-akun-tokopedia

https://fit.uii.ac.id/blog/2020/05/05/waspada-data-pengguna-tokopedia-yang-bocor/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun