Mohon tunggu...
R Adin Fadzkurrahman S.IP
R Adin Fadzkurrahman S.IP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Kendal, Jawa Tengah

Seyogyanya saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Tidak Butuh Pemimpin Seperti Putin!

17 Mei 2018   10:09 Diperbarui: 17 Mei 2018   10:26 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kelompok Persekutuan Doa Getsemani Sini, Kecamatan Amanuban Timur , Yohanis  Koehtae, menerima  Papan Nama Persekutuan Doa

Indonesia membutuhkan pemimpin seperti putin? Inilah yang dikatakan seorang wakil ketua umum DPR entah apa yang dimaksudnya, sedang dia juga pernah mengatakan kedekatannya dengan islam garis keras. Sungguh adalah kelucuan manakala seorang setingkat waketum DPR berbicara ke kanan dan kekiri dan kalau kata orang jawa sikap tersebut adalah "mencla mencle" dan ketika dalam pewayangan kita mengenal seorang tokoh seperti sengkuni.

Sebuah statement yang disampaikan oleh seorang wakil rakyat idealnya adalah disampaikan dengan tujuan membangun bukan malah memprofokasi maupun melakukan pencitraan manakala terdapat sebuah konflik sosial didalam negara yang dipimpin oleh kepala negara yang sah.

Barangkali yang harus diingat adalah seorang Vladmir Putin lahir dari keluarga atheis dan hidup dilingkungan komunis, dengan monopoli kekuasaan putin terhadap media dimana pemerintah menanam modal bahkan membeli dan mengontrol media dirusia, yang artinya kebebasan bermedia disana amat sangat dibatasi. 

Berbeda dengan Indonesia yang dibangun dari nilai-nilai keTuhanan, nilai-nilai luhur yang kemudian kita kenal dengan Pancasila sebagai ideologi negara, dimana disini penulis maupun pembaca pun akan setuju bahwa ada dua hal yang menjadi dasar seorang pemimpin melakukan segala sesuatu maupun kebijakan yakni adalah Nasionalisme maupun ke Tuhanan secara pribadinya.

Lalu bagaimana bisa, sebuah negara yang dibangun atas dasar value dipimpin oleh seorang yang tidak mengenal nilai ke Tuhanan itu sendiri? Tentu banyak alasan mengapa seorang putin memiliki sikap tegas, kewibawaan dan sebagainya, dalam pembentukan sifat individu secara sosial amat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial individu tersebut. 

Berangkat dari keadaan lingkungan sosial saja kita sudah dapat menggambarkan bagaimanakah seorang individu yang hidup diantara sebuah perang, dimana saat itu setelah unisoviet pecah dan terjadi perang dingin tentu akan member pengaruh terhadap individu yang hidup didalamnya.

Sedang jika kita bandingkan dengan Indonesia dimana negara ini dibangun atas dasar nilai yang telah disepakati bukan atas dasar keinginan seorang pemimpin diktatoris, dimana Bangsa Indonesia sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan agama atau keyakinan yang melekat didalam diri setiap individu disamping profesi yang melekat didalam dirinya.

Sedangkan dipandang dari wilayahnya saja kita sudah dapat menyimpulkan bahwa amat sangat sulit membangun persatuan diantara sebuah keragaman baik secara cultural maupun geografis dengan otonomi daerahnya ditambah dengan sistim demokrasi yang dianut oleh bangsa ini dengan berbagi kebebasan menyuarakan pendapat, kebebasan bermedia berorganiasasi, yang dimana di Rusia pun kita tidak menemukan seperti ini. 

Maka pernyataan seorang Fadli hanyalah sebuah dagelan saja, hanya sebuah pembangunan citra dimata publik saja menjelang pemilihan legislative tahun depan, juga adalah pernyataan seorang sengkuni yang dimana idealismenya sangat dipertanyakan, dan rasanya bangsa ini sudah tidak lagi membutuhkan seorang wakil yang mencla mencle tidak jelas, kritik yang hanya bersifat profokatif dan menyerang. 

Bangsa ini butuh pemimpin yang memilki idealisme, yang dibangun atas nilai luhur bangsa ini bukan nilai barat yang penuh dengan kebebasan tanpa batas yang dipaksakan untuk diimplementasikan didalam negara yang dibangun dengan nilai agamis dan pancasilais. 

Dan mungkin satu hal yang ini juga menjadi masukan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan bahwa setiap warga negara yang akan kuliah keluar negeri dan kembali lagi kedalam negari haruslah diberikan pendidikan pancasila dan nasionalisme agar ketika kembali tidak membawa sebuah problematika kembali khususnya mengenai pemikiran ngawur.

Salam NKRI HARGA MATI!!!!

Kendal,17-05-2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun