Mohon tunggu...
Nature

Memupuk Menggunakan ENCHIS, Petani Pandanrejo Tak Lagi Mengeluh Sakit Pinggang

27 Mei 2015   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14327355211107383814

UNIVERSITAS BRAWIJAYA - Apa yang akan  anda lakukan jika memiliki galon mineral bekas? Mungkin sebagian besar anda akan membuangnya begitu saja atau menjualnya ke tukang loak. Tak ingin berfikir mainstream, kelima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) justru memanfaatkan galon mineral bekas untuk dijadikan  alat pertanian yang bermanfaat. “Alat ini berupa aplikator pupuk  berbasis gravitasi yang portable dan multifungsi, kita menamainya ENCHIS (Enricher Portable Applications),” kata Intan Avionita (TEP’13), ketua tim PKM. Empat anggota lainya ialah Adi Mas Sulthon (TEP’11), Sri Mursidah (TIP’13), Zunanik Mufidah (TEP’11), dan Sujatmiko (TEP’11).

ENCHIS  yang mereka rancang memiliki 2 bagian utama, yaitu tangki pupuk dan batang aplikator. Oleh mereka galon bekas dimanfaatkan sebagai tangki pupuk, sedangkan batang aplikator mereka buat dari pipa PVC ¾ dim. Terdapat 2 macam batang aplikator yang dibuat, yaitu batang aplikator untuk pupuk granul dan batang aplikator  untuk cair. Keduanya dirancang dengan sistem knock down, sehingga dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

“Meskipun sederhana, ENCHIS memiliki banyak kelebihan. Pertama, ENCHIS dapat digunakan sebagai aplikator pupuk granul dan pupuk cair sekaligus. Kedua, jumlah pupuk yang keluar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman, karena ENCHIS dilengkapi dengan katup dan keran pengatur. Ke-tiga, ENCHIS juga ergonomis karena tangki pupuk dibuat menyerupai tas ransel dan cukup menarik pemicu untuk mengeluarkan pupuk. Ke-empat, karena lebih ergonomis maka kapasitas pupuk yang dibawa juga meningkat, yakni sebesar 10 kg” Pungkas Adi.

Agar bisa diaplikasikan oleh petani, mereka membuat 12 buah dan membaginya gratis kepada Kelompok Tani Pangestu di Desa Pandanrejo pada Jumat (23/5/2015). Disaat yang sama, para petani langsung mencoba mengaplikasikan ENCHIS di lahan jagung dan stroberi. “Dengan adanya alat ini, kami merasa sangat terbantu. Biasanya untuk memupuk lahan jagung atau stroberi seluas ¼ hektar diperlukan waktu 3 hari dengan 3-5 orang pekerja, itu pun pinggang rasanya mau  patah karena harus sering-sering membungkuk. Namun setelah menggunakan alat ini proses pemupukan menjadi lebih ringan dan cepat.” kata Warman Tirmidzi (Ketua Kelompok Tani Pangestu) saat diwawancarai oleh Zunanik Mufidah. “Lebih hemat juga!” sahut petani lain. (ams)

[caption id="attachment_420772" align="aligncenter" width="393" caption="Petani Pandanrejo Sedang Menggunakan ENCHIS untuk Memupuk Jagung"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun