Mohon tunggu...
Adil Mubarok
Adil Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Indonesia Berwajah Dua

22 September 2018   18:04 Diperbarui: 22 September 2018   19:49 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang ada dibenak saya sekarang yakni aku benci Indonesia, cuacanya yang panas(mencakup semua hal). Indonesia jauh akan keindahan problem dimana-mana, diambil dari pancasila mulai dari tentang tuhan, keadilan yang beradab, persatuan, ketidak bijaksanaan, ketidak adilan sosial. Miris, bukan hanya saya, langit pun meneteskan air matanya untuk yang sekian kalinya, karna ini bukan indonesia yang semestinya,tapi indonesia yang kedua, bukan yang sejati. Semuanya sibuk dengan kekuasaan yang menghalalkan segala hal, meskipun hal ini tidak semuanya dilakukan rakyat indonesia, tapi jika semuanya seperti itu. Sudah tak terbayang lagi Indonesia ini, mungkin keegoisan membuat semua menjadi lebih besar kenyata'annya, namun besar dari mananya apa penguasa dalam negri atau luar negri,entahlah..  yang akan bahagia adalah mereka meskipun bukan itu kebahagiaan sejati.

Beberapa hari yang lalu banyak sekali demo secara besar-besaran di pelosok negeri ini. Entah melawan presiden dan yang terakhir untuk tanggal sebelum kelahiran saya yaitu tanggal 20 dan pertepatan di tempat kelahiran saya juga terjadi demonstrasi masalah tambang emas silo, Bukan saya menolak hal itu saya juga mengapresiasi itu semua namun yang saya harapkan bukan Indonesia yang bercuaca panas ini. Namun Indonesia yang adem, ayem, tentrem. meskipun itu tidak akan terjadi jika tetap seperti ini, meskipun semua kubu menyerukan Tuhannya. 

Namun apa itu yang disebut dengan Kebesaran Tuhan? Saya katakan tidak. melainkan lebih condong terhadap dirinya sendiri, apa tahun yang akan datang akan berjalan seperti ini. mengingat yang di atas Indonesia tidak akan berubah jika tetap seperti ini, yang dianjurkan persatuan, kesejahteraan, keadilan tapi yang disuguhkan perpecahan, lagu lama.

Jika cuaca panas ini dibiarkan untuk memenuhi catatan sejarah bangsa ini apalah arti Pancasila, yakni keadilan, kesejahteraan, kemakmuran dan lain sebagainya. Saya kira tidak ada artinya Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila yang hanya akan menjadi aksesoris biasa. Dan yang harus ditekankan jika terus seperti ini semua masyarakat akan jemu. akan kehilangan semuanya dan yang tak bisa diacuhkan adalah anak cucu kita akan mendapatkan imbasnya yaitu dehidrasi keindahan, kemakmuran, kenyamanan dan kebahagiaan. 

Mereka akan mewarisi hal yang  tak patut. Dan kedepannya pasti akan ada 2 yaitu generasi akan merubah cuacanya sendiri yakni Indonesia atau sebaliknya, maka dari itu jika dibiarkan berjalan seperti sebuah air yang terus mengalir ke Muara Saya kira akan menjadi buaya yang membahayakan bangsanya sendiri yang didalamnya juga terdapat bahaya-bahaya yang lain. sedikit demi sedikit semua akan hancur musnah dalam arti bukan yang terlihat namun yang  tidak terlihat, tinggal dipilih Indonesia mau kemana.

Indonesia adalah kelahiran kita begitu juga dengan kematian kita, tanah Indonesia menjadi awal dan akhirnya, jika dalam perjalanan hidup tidak berganti cuaca Apa yang akan kita ceritakan di surga apa yang akan menjadi dongeng untuk Bidadari, mengingat perjalanan hidup ini adalah Indonesia itu sendiri, sangat malu ketika yang kita bawa ke sana adalah keadaan Indonesia yang seperti ini. Meski tidak luput dengan sifat baiknya keika menjadi wakil PBB untuk perdamaian di Lebanon, namun apa hanya itu, saya kira penghuni surga akan bosan mendengarnya, jika dirasa negara lainnya maju namun tidak bisa dipungkiri Semuanya ada kesamaan.

Untuk pastinya Apa yang dilakukan para nahkoda kapal Indonesia adalah yang terbaik untuk bangsa ini terutama untuk rakyat, lebih baiknya dari yang paling dasar terutama untuk masyarakat adalah membuang rasa minder dan rasa dengki dalam hati ini karena semua berawal dari yang  paling disakiti. apalagi para masyarakat pelosok negeri yang minoritas akan selalu ada untuk Indonesia, yang hatinya yang selalu bertemu Tuhan dalam keheningan nya dan para generasi generasi yang  tak penuh dosa juga akan untuk Indonesia. Hanya itu yang bisa merubah meskipun semua ada ditangan Tuhan.

Dan jika kita sudah berangkat dari ketulusan kita akan merubah segalanya, membuat semuanya lebih indah kita akan mencintai Indonesia yang semestinya adalah cinta itu sendiri. Semua kepentingan pribadi atau bisa dibilang kepentingan untuk bangsa ini. Bukan kita lagi yang ada dalam diri ini namun Indonesia itu sendiri, dengan ini Indonesia akan benar-benar menjadi Pancasila bukan Indonesia yang bercuaca panas. yang akan merubah alam semesta ini ayem, adem, tentrem dan Alhamdulillah, selalu ikhlas dan pasrahkan diri kepada Tuhan tanpa melupakan usaha yang harus dilakukan terus-menerus. Dalam Alquran pun dijelaskan kaum itu tidak akan berubah jika tidak ada perubahan di dalamnya, namun yang harus di garis bawahi bukan kemarin atau masa depan namun sekarang,  sekarang ,sekarang dan sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun