Fred selesai dengan jahenya, ia telah memotong mereka menjadi bagian-bagian kecil. Yang perlu dilakukannya sekarang adalah, mengambil termos panas yang ada didalam minibus tua.
Akhirnya aku bersama Fred, setelah berhasil mengikuti sedikit kilauan cahaya mentari yang tersisa.
Aku segera berbicara untuk ijin kepada Prita. Meminjam kartu di ponselnya, karena hanya kartu itu yang memiliki akses internet.
Setelah kartu Prita siap meluncur kedalam ponsel Lukman. Aku disibukkan oleh berbagai macam website reparasi mobil online yang terdekat dari tempat ini. Meskipun aku bilang terdekat dari semua reparasi yang ada, tapi jarak yang ditempuh tetap saja lumayan jauh. Kira-kira waktu yang diperlukan kurang lebih sama dengan mobil sedan yang nanti akan datang menjemput.
Karena Fred seseorang yang mencintai alam, tak perlu lama untuk mencari jalan ke minibus. Dalam waktu yang sesingkat itu, ia telah lumayan menghafal seluk beluk hutan konservasi ini. Setelah mengambil termos, gelas, juga 1 kotak pax nasi kotak. Ia segera berlari menerobos jalan tercepat untuk menuju tempat Kevin. Lukman yang melihat Fred membawa box makan. Dengan segera, ia ikut mengecek minibus.
Ditempat lain, Prita membantu Kevin untuk duduk tegak dan mengatur napas. Fred mendekat sambil membawa segelas air panas yang berisi potongan jahe, memberinya kepada Prita dan berpesan agar air dalam gelas ini dibiarkan selama 5 menit, setelah dirasa dingin Kevin bisa langsung meminumnya. Fred juga memberikan 1 pax nasi kotak untuk mengganjal perut Prita dan Kevin yang sudah pasti kelelahan. Tapi Fred merasa bahwa masih ada kewajiban yang harus dilaksanakannya, ia melambaikan tangan kepada Kevin dan menghilang dalam hutan.
18:00
Anggi terlihat lebih baik setelah makan 1 kotak box yang diambil Lukman. Sebelum mentari sempurna bersembunyi, Fred datang dan segera memberi pijatan untuk kaki Anggi yang terkilir. Dengan senang Anggi berterimakasih kepada Fred, sebelum Fred kembali berlari mengikuti sinar mentari.
18:05
Kini Kevin telah kembali bernapas dengan normal tanpa mengkhawatirkan resiko apapun, bersamaan dengan datangnya Fred.
Sedangkan aku tak berhenti untuk memanggil reparasi mobil saja. Aku juga memberi kabar kepada pusat untuk segera menransfer sejumlah uang untuk reparasi tersebut. Terlintas pula keadaan Her dibenak, jadi aku segera menghubungi keluarga Her.Â