Mohon tunggu...
Pusawi Adijaya
Pusawi Adijaya Mohon Tunggu... profesional -

Dunia Dalam Genggaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prediksi Awal Bulan Puasa 2012

24 Juni 2012   23:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340556317716953583

[caption id="attachment_190378" align="aligncenter" width="300" caption="Seorang petugas rukyat meneropong posisi bulan (Ilustrasi). Sumber:http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1283947260/rukyat"][/caption]

Banyak teman-teman yang bertanya kepada saya mengenai penetapan awal puasa tahun 2012, baik teman yang dekat maupun teman-teman yang jauh. Karena itu saya harus menjawab dan berbagi pengetahuan kepada teman-teman saya. Dan saya yakin ini akan bermanfaat kepada teman-teman yang akan melaksanakan puasa.

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat kepada manusia yang lain­.

Prediksi penetapan awal puasa 2012 dan lebaran 1433H yang dipaparkan oleh Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. Melalui email yang dia kirim langsung dari Wina kemarin (8/6), guru besar sekaligus anggota Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) itu memaparkan hasil pengamatannya terhadap posisi bulan.

Thomas menuturkan, setelah mengamati posisi bulan dia menyimpulkan jika ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan. Dia menjelaskan, pemerintah melalui Kemenag akan menjalankan pengamatan bulan atau rukyatul hilal pada 19 Juli 2012 nanti.

Dari perjalanan bulan, diketahui bahwa pada magrib akhir sya"ban atau 19 Juli 2012 nanti bulan telah wujud atau tampak di Indonesia. Tetapi ketinggiannya kurang dari imkan rukyat. Ketentuan Imkan rukyat menggunakan kriteria yang disepakati ketinggian bulan minimal 2 derajat.

Nah, karena pada 19 Juli 2012 bulan sudah wujud tetapi kurang dari 2 derajat, maka pengguna hisab wujudul hilal akan menetapkan awal Ramadan jatuh pada 20 juli. Pengguna hisab wujudul hilal ini diantaranya adalah Muhammadiyah.

Sedangkan ormas yang menggunkan hisab imkan rukyat akan menetapkan 1 Ramadan pada 21 Juli. Sementara itu, posisi hilal yang rendah tadi (antara 0 " 2 derajat) tidak mungkin akan berhasil di-rukyat pada 19 Juli. "Maka pengguna rukyat kemungkinan besar menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 21 Juli. Pengguna rukyat ini diantaranya adalah pemerintah dan NU (Nahdlatul Ulama).

Thomas menyimpulkan, Muhammadiyah berpotensi mengawali berpuasa ketimbang ketetapan pemerintah yaitu pada 20 Juli 2012. Sementara pemerintah dan biasanya diikuti ormas-ormas lain terutama NU, akan menjalankan ibadah puasa mulai 21 Juli 2012.

"Potensi perbedaan hanya pada 1 Ramadan. Untuk 1 Syawal atau lebaran berpotensi kompak," kata dia. Penetapan 1 Syawal yang kompak ini terjadi karena posisi bulan sudah cukup tinggi pada akhir Ramadan.

Sementara itu, potensi perbedaan penetapan tanggal penting dalam kalender Islam bakal terajadi saat penetapan Dzulqaidah 1433 H. Menurut perhitungan Muhammadiyah, 1 Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 17 September 2012 M. Sedangkan menurut ormas lain yang menggunakan kriteria imkan rukyat, 1 Dzulqaidah 1433 H jatuh pada 18 September 2012 M.

Thomas menuturkan, umat Islam di Indonesia sudah mengawali permulaan kalender hijriyah dengan perbedaan. Ini terjadi ketika Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram (bulan pertama hijriyah) 1433 H pada 26 November 2011. Sementara sebagian ormas lain yang mengghunakan hisab imkan rukyat menjatuhkan 1 Muharram 1433 H pada 27 November 2011.

"Sebenarnya kita bisa bersatu, jika kita mau mempersatukan kriterianya," tutur Thomas. Kriteria yang bisa dipersatukan menurut Thomas itu adalah, batasan yang menentukan awal bulan. Dia menyayangkan gerakan tajdid atau pembaharuan Muhammadiyah yang dipelopori KH. Ahmad Dahlan tidak berlanjut.

Akibatnya menurut Thomas, saat ini warga Muhammadiyah gigih mempertahankan kriteria hisab wujudul hilal yang usang dan atas dasar taqlid (pengekor).

"Sejatinya kita hanya selangkah lagi menyatukan kalenderi Islam di Indonesia," ujar Thomas. Intinya, kalenderi Islam di Indonesia bisa bersatu atau kompak ketika kriteria penetapan awal bulan bisa disatukan. Dia berpendapat, penetapan awal bulan dengan kriteria imkan rukyat adalah solusi pemersatu antara metode hisab dengan metode rukyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun