LGBT (lesbian, gay, biseks dan transgender) Adalah realita yang terjadi di beberapa negara didunia, termasuk negeri kita tercinta. Di berbagai Negara, LGBT telah berkembang pesat terutama di Negara-negara yang notabennya sekuler dan Liberal, seperti Amerika dsb.
Ketika Pemerintah Obama telah melegalkan LGBT di Amerika, telah terjadi atmosfir pertumbuhan LGBT di berbagai Negara didunia, termasuk di Indonesia. Ini merupakan masalah bagi bangsa Indonesia sendiri. Karna Indonesia bukan Negara sekuler dan liberal, jadi Indonesia memiliki aturan serta norma yang menjadi pedomannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masalah LGBT menjadi masalah serius dan nyata yang di hadapi bangsa Indonesia sekarang, dengan banyak berita-berita tentang perbuatan LGBT yang terang-terangan telah menunjukan dirinya didepan umum. Bila kita mengkaji permasalahan LGBT ini, LGBT bukan merupakan masalah genetic/pembawaan, tapi LGBT merupakan penyakit masyarakat dan sebuah perbuatan yang menyimpang dari kaidah-kaidah norma yang berlaku dimasyarakat. Sehingga LGBT harus dilarang dan ditolak oleh kita semua.
Dikutip dalam sebuah artikel yang berjudul “Ada 119 Organisasi Dukung LGBT di Indonesia, Ini Penyebabnya"...
“Meski mendapat predikat sebagai negeri Muslim terbesar sedunia tetapi lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) semakin unjuk gigi hingga menyebarkan foto pernikahan homo di Bali, padahal dalam ajaran Islam tak ada toleransi kepada penyakit yang satu ini, tapi dalam laporannya kepada UNDP dan USAid 2014 mereka mengklaim sudah memiliki jaringan 119 organisasi pendukung LGBT di Indonesia dan jumlah pelakunya jutaan.
“Gerakan LGBT di Indonesia terus bergerak didukung sistem sekuler yang ada, difasilitasi oleh media yang berorientasi bisnis dan bahkan mendapat sokongan dana yang tidak sedikit dari donor-donor internasional, karena itu di tengah kaum Muslim yang merosot taraf berfikirnya dan lemah penjagaan akidahnya, pengikut LGBT terus bertambah banyak,” ungkap Jubir Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rochmah, seperti diberitakan Media Umat Edisi 159: Kaum Homo Ancam Indonesia, Jum’at (18 Dzulhijjah – 2 Muharram 1436 H/ 2 – 15 Oktober 2015)”.
Lebih lanjut penjelasannya, bahwa LGBT Bukan Masalah Genetik, Derasnya upaya menggencarkan legalisasi LGBT dikecam Dadang Hawari. Pakar dan Praktisi Psikiater dari UI ini menegaskan LGBT termasuk gay (homo) merupakan penyakit kelainan kejiwaan.
Kepada Tabloid Media Umat (25/9), Dadang mengatakan tidak benar kalau itu dikatakan bawaan genetik. Penelitian yang terakhir tidak membuktikan bahwa ini genetik. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2000 an oleh seorang profesor dari Universitas Minnesota Amerika.
Menurutnya, LGBT terjadi karena lingkungan, karena sosial. Dimulai pada anak-anak umur lima tahun. Bila salah didik, pada umur tersebut dapat mengalami gangguan identitas jenis. Dan itu berlangsung terus pada remaja bahkan hingga dewasa. Awalnya, orang-orang tidak menyadari salah satu anggota keluarga atau masyarakatnya terkena gangguan ini.
Jelas, ini tidak ada hubungannya dengan genetik, paparnya . Di Barat banyak yang terkena gangguan ini karena struktur keluarga tidak utuh lagi. Jadi banyak anak-anak liar dan berkembang semaunya. Tidak ada tuntunan apalagi tuntunan agama. lelaki dan perempuan campur aduk. Akhirnya karena pengaruh lingkungan menjadi homoseksual atau lesbian.
Jadi sekali lagi – tegasnya- tidak benar karena genetik. Semua anak Adam dilahirkan fitrah, suci, bersih tanpa dosa, tanpa noda. Orang tuanyalah yang menjadikan Majusi atau Nasrani. Orang tua di sini terutama yang di rumah, ayah ibu.