Mohon tunggu...
Adiguna
Adiguna Mohon Tunggu... Lainnya - Adiguna Sanjaya

Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkembangan Ekonomi Digital di Masa Pandemi

22 Januari 2021   11:23 Diperbarui: 22 Januari 2021   11:28 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Internet masa kini bukan lagi menjadi barang mahal bagi sebagian besar pendudukdunia.  Internet,   sebagai   sesuatu  yang   dapat   dikatakan   baru   mampu   menjadikan   dirinyasebagai sebuah gaya hidup manusia modern. Bahkan,  sah-sah saja ketika internet disebutsebagai   kebutuhan   pokok   manusia.   Hal   ini   disebabkan   karena   manusia   tidak   dapatdipisahkan   oleh   internet   dan   kehidupan   mereka   hampir   sebagian   besar   bersinggungandengan  internet.   Perlu   pula   diketahui   bahwa  internet  adalah  buah   dari   globalisasi   yang mendunia. 

              Globalisasi   menjadikan   manusia   menjadi   lebih  modern  karena   salah   satudampak globalisasi adalah melek teknologi. Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia diproyeksikan akanmencapai 3 miliar orang pada tahun 2015.  Kemudian, tiga tahun setelahnya, tahun 2018,diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6 miliar manusia di bumi akan mengakses internet,setidaknya sekali dalam satu bulan. Tidak hanya berimbas pada  negara-negara maju  saja,Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi jugaternyata berhasil mengikuti  trend  baru teknologi  digital. 

              Menurut   lembaga   riset  pasar e-Marketer,  populasi  netter  Tanah Air mencapai   83,7  juta orang   pada   tahun 2014   (Yusuf,2014). Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses internet setidaknya satukali setiap bulan itu mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 di dunia dalam hal penggunainternet.  

Pada  tahun   2017,   E-Marketer   memperkirakan,   jumlah  netter  Indonesia   akanmencapai 112 juta orang atau mengalahkan Jepang pada peringkat ke-5 yang pertumbuhanjumlah   pengguna   internetnya   lebih   lamban.   Indonesia   dan   India   masih   memiliki   ruangpertumbuhan jumlah pengguna internet yang besarnya bisa mencapai dua digit setiap tahun.Di atas Indonesia, lima besar negara pengguna internet di dunia secara berurutan untuk saatini diduduki oleh Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brasil, dan Jepang. (Yusuf, 2014).Internet   dan   gadget   merupakan   2   hal   yang   tidak   dapat   dipisahkan.   Hal   inidikarenakan   penggunaan   gadget  juga   meningkat   seiring  dengan   meningkatnya  jumlahpengguna internet di dunia.  Gadget sama halnya  dengan internet merupakan  barang vitalyang tidak   terlepas  dari   keseharian  manusia  bahkan   tidak  terlepas   dari  tangan   manusia.Gadget  menjadi  sangat   popular   pada  kehidupan  masa   kini  oleh   karena  bentuknya   yangsangat   simpel   dan   nyaman   digenggaman   sehingga   mudah   dibawa   kemanapun   dankapanpun.  Tidak  hanya   itu,   gadget   juga   merupakan   media   dari   sebuah   internet   karenainternet  akan  mejadi   sebuah  komunikasi  ketika   berada  dan  dijalankan   oleh  gadget.  Halinilah yang kemudian merumuskan perkembangan antara internet dan gadget yang selaras.

             Wabah pandemi covid-19 sampai saat ini masih berlangsung,di masa pandemi ini banyak pola hidup individu yang berubah karena terbatasnya akses keluar dan menjaga tubuh tetap tidak terpapar virus tersebut.Memang digitalisasi bukan satu-satunya pilihan dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari tetapi sudah menjadi keharusan dan kebutuhan yang utama di tengah pandemi saat ini.Dulu setiap individu dipaksa untuk mengarah ke perubahan digitalisasi tapi sekarang sebaliknya,Sebagai contoh pembayaran pajak kendaraan dulu sangat sulit dengan alasan malas antre di samsat kota tetapi sekarang setiap individu mau tidak mau harus beralih online dan diterima masyarakat sangat baik karena sangat mudah,dengan cara pihak pajak bekerjasama dengan platform ataupun membuat aplikasi terntu sehingga tidak perlu ke kantor samsat.Saat ini yang sudah menggunakan ekonomi digital tidak hanya diperkotaan melainkan pedesaan juga mengembangkan usaha mereka lewat platform maupun aplikasi tertentu untuk memasarkan dagangan mereka.Aktivitas ekonomi harus tetap berjalan tetapi di masa pandemi ekonomi harus juga memperhatikan faktor kesehatan, Ekonomi digital juga punya ruang berkembang dan menciptakan level playing fields yang sama untuk semua orang. Selain itu, ekonomi digital ikut mendorong inklusi sehingga seseorang bisa mendapatkan layanan tanpa harus bertatap muka.

Kekurangan ekonomi digital di masa pandemi 

 

             Di negara Indonesia ini internet belum merata dan belum mencakup daerah-daerah pelosok.Hanya 13% UMKM yang terdaftar  dalam platform marketplace. Dan tidak hanya itu kecepatan internet di Indonesia juga masih lambat daripada negara yang ada di Asia . pemerintah juga belum siap dengan melonjaknya pengguna internet di masa pandemi ini. Mungkin langkah yang bisa dilakukan ke depannya adalah instansi pemerintah dapat bekerja sama dengan platform digital untuk membantu pemulihan UMKM di daerah masing-masing. Menurutnya penguatan ekosistem digital mengambil peran penting dalam mendorong penetrasi UMKM dalam memasarkan produk. Platform digital juga menjadi solusi untuk meminimalisasi kontak fisik antara pedagang dan penjual ataupun menghindari kerumunan selama masa pandemi Covid-19.

Mengubah Ancaman Menjadi Hal Positif 

Masa  pandemi  covid-19  yang  memaksa  pemerintah  Indonesia  memberlakukan PSBB  pada  bulan  Maret  2020  tersebut,  mengubah  perilaku  sosial  masyarakat khususnya pada aspek ekonomi. Penurunan angka pendapatan terjadi di berbagai wilayah indonesia dan efeknya juga terjadi dan bisa menurunnya beberapa harga saham.  Ancaman  covid  terhadap  perekonomian  sangat  serius, bahwa  dunia  akibat  covid-19  secara  ekonomi mengalami  resesi -3%,  sedangkan  Indonesia  -4%, yang  berarti  krisis ekonomi lebih buruk sepanjang 1930an. Meskipun  secara  ekonomi  terancam,  namun  ada  peluang  besar  yang  bisa dilakukan oleh  para pedagang model  milenial. Mereka  adalah  yang gemar  dan akrab  dengan  perkembangan  teknologi  berbasis  internet  dengan  segala perangkatnya.  Yaitu  memanfaatkan  peluang  pemasaran  online,  pemasaran berbasis ekonomi baru atau disebut juga dengan era ekonomi digital. Bagaimana

Perkembangan E-Commerce Indonesia

Suatu negara dikatakan berkembang Ekonomi Digital-nya ditandai dengan semakin maraknya berkembang bisnis atau transaksi perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antar perusahaan atau pun antar individu. Tengoklah bagaimana maraknya perusahaan-perusahaan baru maupun lama yang terjun ke dalam format bisnis elektronik e-business dan e-commerce.Dengan semakin banyaknya perusahaan- perusahaan baru maupun lama yang berbasis e-business atau e-commerce menyebabkan semakin banyaknya persaingan. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan, para pemain perlu memahami karakteristik dari konsep yang menjadi landasan karena sangat berbeda dengan ekonomi klasik yang selama ini dikenal. Tidak jarang bahwa perusahaan harus melakukan transformasi bisnis (merubah model bisnis) agar dapat secara optimal bermain di dalam arena ekonomi digital.

Bagi perusahaan baru (start-up company), untuk terjun ke bisnis ini biasanya lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan lama yang ingin memanfaatkan keberadaan ekonomi digital harus mengadakan perubahan mendasar pada proses bisnisnya secara radikal (business process reengineer).Ekonomi baru atau disebut dengan ekonomi digital akan terus berkembang dan diminati  masyarakat  Indonesia.  Terdata  86%  dari  pengguna  internet  mereka memanfaatkan  jaringan  internet  untuk  bertransaksi  jual  beli.  Oleh  karenanya, dimasa  PSBB  akibat  wabah  covid-19  di  Indonesia,  teknologi  bisa  mengambil perannya untuk menstimulus pengembangan ekonomi khususnya pedagang kecil dan menengah. Sikap konsumtif masyarakat Indonesia bisa menjadi peluang besar bagi  usaha  lokal.  Khususnya  jika  didukung  dengan  pemasaran  online  yang pasarnya luas  dan global, sehingga penyedia produk (baik barang maupun jasa) harus  berbekal  pengetahuan  tentang  kualitas  produk,  standar  pelayanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun