Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jokowi yang Takut Mati!

16 November 2012   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:13 2540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hampir setiap media, baik cetak maupun siar berlomba menempatkan wartawannya berada tak jauh dari "sopir"  Balaikota DKI. Baik itu Gubernur maupun Wakilnya selalu berada dalam jangkauan 'radar' para jurnalis.

Sebagian wartawan merasa beruntung, tapi sebagian lain, terutama yang berada di Istana Merdeka, merasa predikat "wartawan Istana" menjadi menjemukan. Mereka mungkin berkelas dan terpilih, tapi benar-benar menjemukan. Karena berada di dekat Jokowi atau apapun berita tentang sepak terjang beliau, jaminan Headline. Demikian pula dengan Bang Ahok, dan itu berarti pembaca, pendengar, pemirsa, terlebih pemasang Iklan bagi media yang bersangkutan.  Bandingkan dengan kabar dari Istana, yang ada hanya Breaking News. Anda tahu Breaking News?

Bicara soal breaking news,

Pewarta Balaikota, mungkin masih berbulan madu dengan Jokowi yang tidak kenal lelah itu. Warga DKI disuguhkan berita menarik dan menjanjikan tentang pemimpin mereka, sementara rakyat di provinsi lain mencoba bermimpi sosok seperti Jokowi - Ahok ada di jajaran petinggi mereka.

Setiap hari, terutama berita siang dan sore, di televisi nasional, kita melihat senyuman khas Jokowi. Kerubutan wartawan, blusukan, gebrakan, terobosan dan wacana  terkait janji saat kampanye silih berganti di beritakan.

Janji yang tidak sampai satu bulan sejak berkuasa sudah ada yang dipenuhi. Seperti kartu sehat, kunjungan ke lokasi kumuh, pembersihan kali dan beberapa hal lainnya  yang masih dalam jangkauan, mengingat APBD DKI  saat ini adalah warisan gubernur sebelumnya dan tidak bisa diganggu gugat lagi.

Apa saja janji Jokowi saat kampanye lalu?

Banyak..., tapi intinya adalah efisiensi kinerja aparatur Pemda, efisiensi anggaran, efisiensi kebijakan, efisiensi tata kota, dll... (Efisiensi dalam artian TEPAT GUNA).

Dan, Jokowi seolah berlomba dengan waktu, sebab waktu yang ada untuknya sangat SEDIKIT.

Sedikit, karena kota-kota lain di negara tetangga yang menjadi 'etalase' negaranya sudah menjauh...

Sedikit, karena banjir dan kemacetan tidak menunggu dan tidak peduli siapa yang berkuasa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun