Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Tes Perawan TNI, Bukaan Untuk Jenderal

17 Mei 2015   01:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Tes Keperjakaan.

Komnas Perempuan sudah menyerukan agar Polri dan TNI menghapus praktik tes keperawanan. Kita harus menghargai upaya mereka sebagai bagian dari upaya demokrasi. Tetapi apakah upaya mereka juga tidak menyebabkan toleransi pada seks bebas tanpa penyesalan dikemudian hari?. Seks bebas bukanlah budaya ketimuran dan wanita juga selalu jadi pihak korban ketika itu terjadi.  Apakah seks bebas lebih ringan dari tes keperawanan?

Tes itu memang terkesan diskriminatif dan bias jender jika dilihat dari kacamata bahwa tidak ada tes keperjakaan pada pria. Salah besar, bagi pria juga dilakukan tes atau pemeriksaan saluran kemih dan anus. Kerusakan pada saluran kemih bisa berarti banyak hal, seperti apakah pria tersebut sudah menikah atau tidak tetapi mengaku lajang. Sementara pemeriksaan anus dilakukan demi menghindari - atau setidaknya meminimalisir - praktek homoseksual diantara sesama prajurit.

Jadi tes tersebut tidaklah dilatari prasangka berbasis gender, apalagi tidak sama sekali untuk merendahkan kaum perempuan. Sebaliknya, itu untuk kemuliaan perempuan prajurit Indonesia.

HAM

"Tes dua jari" terhadap perempuan calon tentara dan calon Polwan sebenarnya sudah jadi rahasia umum. Kasus ini meledak baru-baru ini setelah Human Rights Watch (HRW) mengeluarkan hasil wawancara mereka dengan 11 perempuan.

Sebelumnya, beberapa LSM dan komnas-komnasan berhasil memaksa pemerintah agar berkompromi pada kemalasan. Mereka berargumen, berapologi dan seterusnya demi penghapusan Ujian Nasional bagi pelajar SD sampai SMA.

Kemudian, ada juga yang sedang melakukan ini - itu agar Hukuman Mati dihapus dari sistem peradilan negeri ini. Juga dengan alasan ini-itu meski kejahatan yang diganjar vonis mati adalah kejahatan luar biasa.

Sekarang kita akan melihat TNI - Polri berupaya mereka ubah sebagai lembaga penuh toleransi pada disiplin, mawas diri dan waspada-nya. Baiklah, soal jilbab kita sudah sepakat, tetapi apakah standar perlu diturunkan demi merek bernama HAM yang lain lain?

"Tidak membahayakan negara dan itu baik. Jangan mundur Jenderal..."

=Sachsâ„¢=

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun