Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Menyatroni" Valak di Rumah Hantu PRJ

6 Juli 2017   09:15 Diperbarui: 6 Juli 2017   09:20 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wahana rumah hantu di prj (sumber: dokumentasi pribadi)

"Perjumpaan" antara saya dan Valak sebetulnya berawal biasa saja. Saya mengenal sosoknya lewat film Conjuring 2. Di film itu, dia bertugas menjadi sosok hantu suster berwajah pucat dan berjubah gelap, yang tugasnya meneror keluarga Hodgson. Menurut hemat saya, dia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Buktinya, namanya tiba-tiba "melejit" di dunia maya sekitar setahun yang lalu.

Anehnya, yang membikin tenar bukanlah sosoknya yang seram, melainkan serangkaian meme konyol yang dibuat oleh para netizen. Ada beragam memenya yang justru menggelitik perut dan itu kemudian menjadi viral. Biarpun terkesan menjadi "bulan-bulanan" para netizen, berkat kemunculan meme tersebut, namanya mendadak dikenal secara luas.

inilah salah satu meme valak (sumber foto: http://harianjogja.com)
inilah salah satu meme valak (sumber foto: http://harianjogja.com)
Namun demikian, seiring berlalunya waktu, ketenarannya "meredup". Akhirnya, banyak orang yang perlahan-lahan melupakannya dan beralih memerhatikan hal lainnya. Sosoknya pun seolah "terhapus" dari ingatan. Sungguh ironis memang! Padahal, Valak "berpotensi" menjadi "bintang besar" pada masa depan. Hehehehehe.

Walaupun demikian, kemarin, saya menjumpainya tanpa sengaja. Setelah tenggelam di dunia maya, ternyata ia kini menjadi "penghuni" rumah hantu PRJ. Turun "kasta"? Bisa saja. Namun demikian, pertemuan itu memantik "api nostalgia" di antara kami.

Ciiieeeeiiiillllleeeee.

Semua itu berawal sewaktu saya pergi jalan-jalan ke PRJ pada tanggal 5 Juli kemarin. Setelah puas menyusuri sejumlah hall, mencuci "mata" dengan beragam produk yang ditawarkan, dan menikmati sepiring pecel yang gurih di pojok kuliner, saya pun tertarik mengunjungi rumah hantu.

Letaknya berada di dekat danau angsa. Dari kejauhan sebetulnya kita sudah bisa mengenalinya karena rumah hantu itu berbentuk bangunan tua yang terlihat kurang terawat. Ditampilkan demikian agar pengunjung yang melihatnya mempunyai kesan angker.

Namun demikian, keangkeran itu menjadi sebuah "tantangan". Saya pun memutuskan "menjawab" tantangan tersebut. Karena petugas melarang pengunjung untuk memfoto dan merekam "perjalanan mistis" di dalamnya, saya hanya bisa menceritakannya lewat tulisan ini saja.

pintu yang mengawali tur di rumah hantu prj (sumber: dokumentasi pribadi)
pintu yang mengawali tur di rumah hantu prj (sumber: dokumentasi pribadi)
Sejak membuka pintu, mata saya hanya bisa melihat kegelapan. Sepertinya mata saya membutuhkan waktu beberapa menit agar bisa menangkap sedikit cahaya. Setelah lebih awas, barulah terlihat kalau ada banyak sekat di dalamnya. Jelas semua itu terbikin dari papan, sehingga kalau kita mengetuknya, akan terdengar suara yang nyaring.

Saya harus menyusuri lorong itu pelan-pelan lantaran di situ minim cahaya. Pernah masuk ke ruang cuci foto? Nah, persis seperti itulah kondisinya. Saya berjalan hanya diterangi oleh lampu bercahaya merah yang nyalanya hidup-mati. Angin AC yang dingin pun terus saja melekati kulit sepanjang perjalanan.

kurang lebih beginilah suasana di rumah hantu prj (sumber: www.shutterstock.com)
kurang lebih beginilah suasana di rumah hantu prj (sumber: www.shutterstock.com)
Sewaktu membuka pintu, saya langsung disambut oleh hantu yang "baik hati". Mengapa saya sebut demikian? Karena dia tak hanya sukses membikin saya "jantungan" dengan erangan dan gebrakannya ke dinding, tapi juga "bermurah hati" menolong saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun