Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pelajaran "Cut Loss" dari Olimpiade Tokyo 2020

26 Juli 2021   07:00 Diperbarui: 26 Juli 2021   08:58 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olimpiade Tokyo 2020 | Sumber: Shutterstock via kompas.com

Di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus positif virus Covid-19 di Jepang, Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya tetap diselenggarakan. Walaupun beberapa bulan sebelumnya, sempat tersiar wacana bahwa Olimpiade tersebut masih mungkin dibatalkan apabila kasus Covid-19 di Jepang belum kunjung mereda, namun ternyata Komite Olimpiade Internasional tetap kukuh menyelenggarakan event olahraga terbesar itu.

Keputusan tadi tentu bisa dipahami, jika kita melihatnya dari kacamata ekonomi. Maklum, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo disebut-sebut menelan dana sebesar 1,3 triliun Yen. 

Jumlah tersebut belum termasuk ongkos untuk memindahkan cabang olaharaga maraton dan lari cepat dari Tokyo ke Sapporo, yang diketahui menghabiskan anggaran sebesar 3 miliar Yen.

Alhasil, apabila "skenario" terburuk terjadi, yakni olimpiade dibatalkan sama sekali, maka Komite Olimpiade dan Pemerintah Jepang bakal menanggung kerugian yang luar biasa besar.

Tentu saja tidak ada pihak manapun yang ingin mengalami kerugian sebesar itu. Jadi, biarpun harus menerima konsekuensi negatif seperti minimnya jumlah penonton dan hengkangnya beberapa sponsor, Olimpiade Tokyo mesti tetap diadakan dengan harapan kerugian yang dialami tidak terlalu besar.

Cut Loss

Dalam investasi saham, upaya yang dilakukan oleh Komite Olimpiade tersebut bisa diibaratkan sebagai cut loss. 

Cut loss adalah strategi memangkas kerugian terhadap investasi yang buruk. Tujuannya jelas, agar modal yang dikeluarkan dalam sebuah investasi tidak habis sama sekali dan sisanya masih bisa dipergunakan untuk ditanamkan ke dalam investasi lainnya.

Sejatinya cut loss adalah strategi yang wajar, atau bahkan cerdas, bergantung pada seberapa buruk kondisi investasi yang dilakukan. Misalnya saja, apabila seseorang membeli sebuah saham, dan ternyata merugi hingga 50%, maka untuk mengurangi kerugian yang terjadi, sebaiknya orang tersebut menjual sahamnya, dan kemudian membelikan saham lain yang lebih prosfektif.

Walaupun mesti merealisasikan kerugiannya, namun keputusan ini dianggap lebih baik, apalagi jika saham tersebut malah lanjut turun. Dengan melakukan cut loss, sebagian modal investasi tadi setidaknya bisa diselamatkan dari kerugian yang jauh lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun