Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Alat Musik dari Relief Candi Borobudur "Bersuara" dengan Penuh Sukacita

15 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 15 Mei 2021   07:00 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound of Borobudur 2021/ Sumber: https://www.antarafoto.com/peristiwa/v1617870313/pentas-sound-of-borobudur

Setelah berabad-abad hanya tersimpan di dalam kenangan, sejumlah alat musik legendaris itu akhirnya kembali dibunyikan. Bagi mereka, mungkin momen itu adalah "penantian" yang begitu panjang. Makanya, jika saja bernyawa, maka barangkali mereka bakal "bersuara" dengan penuh sukacita!

Rasanya hal itu tidak terlalu berlebihan, mengingat alat musik yang dimainkan dalam pagelaran Sound of Borobudur itu merupakan replika alat musik yang terpahat di relief Candi Borobudur. Sebelum adanya pagelaran tersebut, bertahun-tahun lamanya semua alat musik tadi hanya bisa dipandang, tanpa pernah diketahui "citarasa" bunyinya.

Hal itu tentu sungguh disayangkan karena alat musik tersebut sejatinya mempunyai keunikan tertentu. Keunikan tadi tak hanya bisa dilihat dari segi bentuk, tapi juga sejarahnya. Ya, jika ditelusuri sejarahnya, maka alat musik itu boleh jadi merupakan "saksi bisu" bahwa dulunya Borobudur pusat musik dunia.

Sebuah Jejak Sejarah

Hal itu sangat mungkin terjadi berkat kiprah luar biasa yang dilakukan oleh Wangsa Syailendra pada masa lampau. Wangsa ini adalah klan yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Wangsa ini dipimpin oleh seorang raja bernama Rakai Panangkaran.

Dulunya Mataram Kuno dikenal sebagai negeri agraris. Mayoritas masyarakatnya mengandalkan pertanian sebagai sumber penghidupan. Meski begitu, bukan berarti negeri ini menutup "pintu" bagi perdagangan internasional.

Sejumlah ahli berpendapat bahwa pada masa lalu, Mataram Kuno kemungkinan pernah menjalin hubungan dagang dengan negeri lain. Buktinya, di dinding Candi Borobudur, terukir gambar kapal bercadik. Gambar ini mengisyaratkan bahwa berabad-abad silam, boleh jadi pernah terjadi ekspedisi via laut yang dilakukan oleh masyarakat setempat ke sejumlah wilayah.

Gambar Perahu Bercadik di Candi Borobudur/ Sumber: https://travel.kompas.com/read/2014/01/11/1550031/Candi.Borobudur.Jejak.Maritim.Dinasti.Sailendra?page=all
Gambar Perahu Bercadik di Candi Borobudur/ Sumber: https://travel.kompas.com/read/2014/01/11/1550031/Candi.Borobudur.Jejak.Maritim.Dinasti.Sailendra?page=all
Bukti lainnya ialah Prasasti Ligor bertahun 775 di Thailand Selatan. Isinya menyebutkan pembangunan Trisamaya Caitya (bangunan suci) untuk Padmapani, Wajrapani, dan Sakyamuni oleh Raja Syailendra bernama Rakai Panangkaran yang juga dikenal sebagai Wairiwirawimardhana (pembunuh musuh-musuh yang gagah berani).

Hubungan antarnegara ini boleh jadi menyebabkan terjadinya akulturasi budaya, yang mencakup sejumlah aspek, termasuk alat musik. Alhasil, ketika Wangsa Syailendra membangun Borobudur, maka terdapat sejumlah simbol alat musik yang dinilai mempunyai kemiripan dengan alat musik dari negara lain.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun