Sudah beberapa bulan, kasus investasi saham yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan mengemuka. Kasus tersebut dikabarkan cukup "menghebohkan" masyarakat, lantaran portofolio investasi saham yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan banyak dihiasi warna merah.
Hal itu bisa terjadi lantaran sepanjang tahun 2020, pasar saham memang "ambyar" cukup dalam. Alhasil, saham-saham yang terdapat di dalamnya, termasuk yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan, pun ikut "bergelimpangan".
Saya pribadi sebetulnya tidak terlalu larut dalam kehebohan tersebut. Saya sudah membaca sejumlah media, mencermati saham-saham yang disimpan BPJS Ketenagakerjaan, dan merasa bahwa semuanya normal-normal saja.
Disebut demikian, karena memang BPJS Ketenagakerjaan belum menanggung kerugian sama sekali. Meskipun portofolio sahamnya sekarang sedang "berdarah-darah", tetapi kalau belum ada satu pun saham yang dijual, maka tidak ada kerugian yang dihasilkan.
Saya kira, hanya tinggal menunggu waktu saja, sampai pasar saham menguat kembali, sehingga capital loss yang dialami BPJS Ketenagakerjaan bisa berkurang atau bahkan berbalik profit.
Perkiraan tadi bisa muncul bukan tanpa sebab. Jika kita mengulik saham-saham yang digenggam BPJS Ketenagakerjaan, maka akan terlihat bahwa saham-saham tersebut mayoritas adalah "bluechip".
Sebut saja saham ANTM, BMRI, BBNI, BBRI, BBTN, JSMR, KRAS, PGAS, SMGR, PTBA, TLKM, TINS, WIKA, ADRO, AALI, ASII, BBCA, BSDE, ITMG, ICBP, INDF, KLBF, LSIP, SIMP, UNVR, UNTR, dan INCO.
Dari sederet saham tersebut, tampak bahwa tidak ada saham yang aneh-aneh. Mayoritas memiliki market capital di atas 10 triliun rupiah, fundamental yang relatif baik, dan brand yang kuat.
Selain itu, alokasi dana yang ditanamkan di masing-masing saham tadi juga dibuat sesuai bobotnya. Alhasil, dari Rp 4,6 triliun modal yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan, semuanya ditempatkan secara merata, sehingga risiko yang mungkin muncul bisa dikurangi dengan prinsip diversifikasi.
Hal ini boleh jadi bakal menimbulkan dampak yang cukup serius di pasar saham. Pasalnya, apabila BPJS Ketenagakerjaan jadi menjual beberapa saham "bluechip"-nya, maka harga saham tadi bisa saja turun cukup signifikan.