Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Inilah 4 Cara Mengendus "Fraud" dalam Investasi Saham

8 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:11 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fraud (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Maklum, pada waktu itu, kondisi keuangan AISA memang sedang "megap-megap" setelah pabrik berasnya mengalami pailit akibat tersangkut kasus hukum.

Untuk menstabilkan keuangan perusahaan, manajemen terpaksa mesti mencari pinjaman. Namun, pinjaman ini tentu saja sulit diperoleh karena kondisi keuangan sedang payah. Bank pasti akan sangat selektif memberikan kredit jika keuangan AISA demikian.

Untuk itulah, AISA kemudian menjual lebih banyak produk kepada 6 perusahaan saudaranya.

Walaupun penjualan tadi mayoritas dilakukan secara kredit, sehingga jumlah piutang yang dimiliki AISA jadi membengkak, namun hal itu memberi kesan bahwa penjualan yang dicatatkan AISA naik dibandingkan periode sebelumnya.

Sampai di situ semuanya terlihat baik-baik saja. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jumlah piutang yang menumpuk itulah yang kemudian menjadi "bumerang" pada AISA.

Sebab, kalau perusahaan saudaranya tidak sanggup membayar utang-utangnya kepada AISA, maka AISA bakal sulit memperoleh uang tunai untuk menjalankan operasional.

Alhasil, karena pinjaman pun belum bisa diperoleh, maka mulai muncul rentetan masalah, mulai dari perselisihan antara komisaris dan direktur, keributan yang terjadi dalam RUPS, hingga suspensi saham yang membikin investornya menjadi begitu galau!

Kasus di atas memperlihatkan bahwa transaksi afiliasi, seperti yang dilakukan oleh direktur AISA, memang rawan terhadap praktik "fraud", mengingat terdapat benturan kepentingan di dalamnya.

Transaksi semacam ini memang sulit diketahui di laporan keuangan, terutama kalau manajemen berupaya memalsukan informasi di dalamnya. Meski begitu, secermat apapun upaya manajemen menutupi kebohongan di dalam laporannya, pada akhirnya kebenaran akan terkuak juga!

***

"Fraud" yang terjadi di dalam perusahaan publik merupakan salah satu risiko yang cukup menghantui para investor. Risiko ini bisa muncul karena investor, terutama yang hanya menggenggam sedikit saham mempunyai keterbatasan untuk mengintip isi "dapur" perusahaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun