Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dilemanya Berinvestasi di "Saham Tidur"

4 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 6 Januari 2021   08:07 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "saham tidur" dalam bursa. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Nah, yang jadi "dilema" adalah bagaimana kalau ada saham yang fundamentalnya sebetulnya cukup oke, tetapi ternyata tidak begitu aktif diperjual-belikan? 

Saya sempat menemukan saham demikian beberapa waktu yang lalu, sewaktu sedang iseng melakukan "screening" saham. Saham yang dimaksud adalah saham UNIC (PT Unggul Indah Cahaya Tbk). 

Seperti nama "ticker"-nya, saham UNIC memang unik. Maklum, jika dilihat dari laporan keuangannya selama 3 kuartal terakhir (Januari-September 2020), maka boleh dibilang UNIC termasuk emiten yang bisnisnya "kebal" terhadap dampak Pandemi Covid-19. 

Buktinya, saat perusahaan-perusahaan lain kelimpungan "dihajar" pandemi, bisnis UNIC malah sanggup mencatatkan pertumbuhan laba yang mengesankan. Per September 2020, laba UNIC bertumbuh 95% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya!

Pertumbuhan Laba Saham UNIC/ Sumber: Dokumentasi Adica
Pertumbuhan Laba Saham UNIC/ Sumber: Dokumentasi Adica
Pertumbuhan laba yang besar tersebut bisa terjadi bukan tanpa sebab. Sepanjang tahun 2020, UNIC diketahui bisa menekan biaya pokok produksi-nya seminim mungkin, terutama dalam hal harga bahan baku. 

Hal ini tentu saja dapat dimaklumi mengingat produksi "alkybenzene" yang notabenenya merupakan produk andalan dari UNIC mayoritas berbahan baku minyak bumi. 

Pada tahun ini, harga minyak anjlok cukup dalam akibat pandemi, dan peristiwa itu ternyata membawa berkah bagi UNIC, karena perusahaan ini bisa membeli minyak bumi di harga bawah. Alhasil, ongkos produksi yang dikeluarkan UNIC pun bisa dikurangi, dan laba yang diperoleh bisa ditambah sebanyak mungkin.

Lantas, bagaimana dengan aspek tata kelola perusahaannya? Dari sisi manajemen sebetulnya oke-oke saja. Tidak ada berita miring yang menerpa manajemen dalam beberapa tahun terakhir. 

Selain itu, masa jabatan direktur utama dan komisaris utamanya juga terbilang lama, yakni 4 tahun, sehingga terkesan bahwa "kapten" yang menyetir bisnis UNIC adalah orang-orang yang mempunyai integritas dan kapasitas di bidangnya. 

Hal lain yang juga perlu dicermati ialah komposisi pemegang saham. Setidaknya ada 4 perusahaan yang menjadi pemegang saham mayoritas UNIC, yakni PT Aspira Luhur (36%), PT Alas Pusaka (11%), PT Salim Chemicals Corpora (10%), dan PT Lautan Luas (5%). 

Sepanjang tahun ini, tidak ada penjualan saham yang dilakukan oleh keempat pemegang saham mayoritas tersebut, sehingga bisa dipersepsikan bahwa bisnis UNIC mempunyai prospek yang cerah sehingga keempatnya bersedia terus menyimpan sahamnya dalam jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun