Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

4 Cara Atasi Rasa Takut dalam Berinvestasi Saham

8 Agustus 2020   07:14 Diperbarui: 10 Maret 2021   10:48 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengelola rasa takut dan lakukan analisis sebelum memutuskan berinvestasi saham| Sumber: Tribunnews/Irwan Rismawan.

3. Jangan Beli Saham Pakai Utang

Membeli saham sebaiknya memakai "uang dingin", yang memang sengaja didiamkan begitu saja. Hal ini jauh lebih aman daripada menarik utang untuk memborong saham.

Meskipun tidak ada aturan yang baku, namun menggunakan utang untuk berinvestasi saham hanya akan menimbulkan masalah yang serius, terutama kalau harga saham sedang turun dan pihak bank terus menelepon untuk menagih pembayaran utang. Oleh sebab itu, jangan memakai utang dalam berinvestasi saham.

Hal itulah yang menjadi "barometer" saya dalam mengelola portofolio saham. Andaikan harga saham yang saya pegang turun, dan saya tertarik membeli di harga bawah, maka alih-alih meminjam uang kepada orang lain, saya lebih suka melakukan rotasi terhadap saham-saham yang saya miliki.

Caranya, saya menjual saham tertentu yang kinerjanya menurun, lalu membelanjakan uangnya untuk membeli saham lain yang menurut saya layak dibeli tadi. Alhasil, dengan cara ini, saya hanya mengandalkan modal yang saya miliki tanpa perlu mempunyai utang, serta mampu menurunkan derajat ketakutan dalam berinvestasi saham.

4. Fokus pada Fundamental Perusahaan

Setiap hari perdagangan, harga saham cenderung berubah, terkadang naik, terkadang turun. Ini sebetulnya sesuatu yang wajar. Nah, yang bikin cemas adalah kalau naik-turunnya saham terjadi dalam waktu yang begitu cepat.

Bagi investor yang belum terbiasa mengalami peristiwa demikian, maka bisa saja timbul rasa waswas yang berlebihan. Investor yang bersangkutan mungkin saja khawatir kalau harga saham yang dibelinya akan turun dalam waktu singkat, dan ia bisa menderita kerugian karena telat menjual.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, saran saya, abaikan saja fluktuasi harga yang terjadi. Fokuslah pada fundamental perusahaan, sebab kualitas fundamental inilah yang bakal memengaruhi harga saham dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, kalau harga sahamnya turun, sementara setelah kita analisis ternyata fundamental perusahaannya baik-baik saja, maka buat apa merasa cemas? Toh, penurunan tersebut sifatnya sementara, dan suatu saat akan berlalu. Pada akhirnya, harga saham akan mengikuti fundamentalnya.

Untuk itulah, perlu dilakukan analisis fundamental yang cermat sebelum kita membeli saham. Analisis inilah yang menjadi "lampu" yang memandu kita dalam mengarungi "samudra" perubahan harga di pasar modal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun