Harus diakui, menentukan nilai wajar dari koin kelapa sawit begitu sulit dilakukan, mengingat harganya sangat bergantung pada “kualitas fisik koin” dan “selera pembeli”.
Alhasil, penjual bebas mematok harga jual sesuka hati. Asalkan ada yang berminat membelinya, maka bukan mustahil penjual bakal melepas koin tersebut beberapa kali lipat dari nilai riilnya.
Lain halnya dengan saham. Dalam mengukur harga wajar sebuah saham, ada beberapa indikator yang bisa dipakai, seperti Price Book Value atau Price Earning Ratio. Dengan demikian, penentuan harga saham tidak bisa seenaknya.
Harganya pun selalu mengikuti kondisi perusahaan. Kalau kinerja perusahaan sedang bagus-bagus, maka harga sahamnya bakal diapresiasi. Demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan hal di atas, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa jual-beli uang kuno sebetulnya lebih spekulatif daripada saham. Tidak ada tolok ukur yang bisa dipakai untuk menentukan harga wajarnya secara tegas.
Semuanya begitu bergantung pada kesepakatan antara penjual dan pembeli saja. Makanya, jangan heran, di sejumlah penjual, harganya bisa berbeda-beda.
Dengan demikian, sebetulnya, sah-sah saja kalau ada penjual yang memasang harga tinggi, katakanlah sampai ratusan juta Rupiah untuk satu keping uang kuno. Tidak ada yang “salah” dengan hal tersebut. Yang salah adalah kalau kita sampai mau membelinya tanpa disertai pertimbangan yang matang.
Salam.
Referensi: