Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama FEATURED

Membeli "Saham Diskonan" pada Harbolnas 11.11

11 November 2019   13:30 Diperbarui: 11 November 2020   07:04 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemberian diskon pada harbolnas bisa menarik minat pelanggan untuk berbelanja (sumber: esan.edu.pe)

Memilah barang yang akan dibeli pun demikian. Saya cenderung membeli barang-barang yang "menguntungkan". Saya lebih mengutamakan kegunaan suatu barang daripada kesenangan karena bisa memilikinya.

Misalnya, saya tidak akan memilih laptop gaming karena saya bukan gamer dan pekerjaan saya tidak membutuhkan jenis laptop berkualitas super demikian. Biarpun laptop tadi dikenakan diskon besar-besaran pada Harbolnas, saya kemungkinan besar akan mengabaikannya, karena saya tidak terlalu memerlukannya. Saya lebih memilih jenis laptop yang sesuai dengan kebutuhan dan dijual dengan harga murah karena itu lebih menguntungkan.

Terakhir ialah soal harga. Dalam membeli saham, sebetulnya saya tidak terlalu mempersoalkan harga. Asalkan harga yang ditetapkan sebanding dengan kinerja perusahaan, saya bersedia membeli saham dengan harga premium. Syukur-syukur harga saham tadi didiskon. Dengan demikian, modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

Belilah saham di harga yang wajar. Seperti kata Warren Buffett berikut.

warren buffett (sumber: static.businessworld.in)
warren buffett (sumber: static.businessworld.in)
Untuk mengetahui harga wajar, kita bisa membandingkan harga suatu saham dengan saham lainnya di kelompok yang sama. Sebagai contoh, di subsektor rokok, ada dua emiten besar yang selalu menjadi incaran investor, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Sampai tulisan ini dibuat, harga saham HMSP dibanderol Rp 2.060/lembar dengan Price Earning Ratio (PER) 17 X, sementara GGRM Rp 53.500/lembar dengan PER 10 X. Kalau dilihat dari segi harga saham, HMSP jelas jauh lebih "murah" karena dengan membeli 1 lot saham HMSP, kita cukup mengeluarkan modal sebesar Rp. 206.000. Berbeda jika kita berbelanja saham GGRM, yang mana kita mesti menyiapkan dana sebesar Rp 5.350.000 untuk mendapatkan satu lot sahamnya.

Namun, dari segi valuasi perusahaan, saham GGRM jauh lebih murah dari HMSP. Sebab, PER-nya hanya 10 x. Di pasar modal, saham yang PER-nya di bawah 15 x bisa disebut saham yang murah. Saham jenis ini termasuk "salah harga", yang punya potensi naik berkali-kali lipat harganya pada masa depan. Makanya, diminta memilih, saya condong membeli saham GGRM, meskipun untuk memperolehnya, saya mesti menghabiskan modal yang lebih besar.

Cara yang sama juga bisa dipakai dalam mengetahui harga wajar barang yang dijual pada Harbolnas. Kalau kita menemukan sebuah barang, yang dipasang dengan harga diskon di sebuah "lapak online", kita jangan buru-buru memborongnya. Kita perlu membandingkannya dengan harga di lapak lain.

Sebab, siapa tahu, barang tadi harganya sudah di-markup sebelum diberi potongan harga, sehingga terkesan sangat murah. Membandingkan harga menghindarkan kita dari "jebakan diskon" yang manipulatif. Setelah selesai membandingkan dan mengetahui harga wajarnya, barulah kita memutuskan apakah akan lanjut membeli atau mencari barang lainnya.

Menemukan barang bagus yang dihargai wajar di tengah "banjir diskon" Harbolnas memang gampang-gampang susah. Gampang kalau kita mengetahui cara memilih barang berkualitas yang benar-benar dibanderol murah. Susah jika kita sudah "terbius" dengan besaran diskon yang diberikan.

Makanya, saat ingin berbelanja pada Harbolnas, kita mesti menajamkan mata untuk mencari barang yang sesuai prioritas, dan mendinginkan kepala supaya tidak terbawa nafsu sesaat. Jadi, selamat merayakan Harbolnas 11.11. Selamat berbelanja dengan bijak.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun