Untuk mengetahui mana perusahaan yang berkinerja moncer, kita perlu melakukan suatu analisis. Namanya analisis fundamental. Lewat analisis ini, kita bisa mengetahui "isi perut" suatu perusahaan, sehingga merasa yakin apakah itu perusahaan yang sahamnya layak dikoleksi atau tidak.
Jadi, dalam memilih saham, kita tidak boleh asal-asalan, tidak boleh sembarang menebak ini-itu. Semua ada hitung-hitungannya. Sayangnya, tidak semua orang mau melakukan analisis fundamental sebelum membeli saham.
Alasannya? Karena analisis itu dianggap terlalu "ribet", "ruwet", dan "jlimet", meskipun kenyataannya tidak selalu demikian. Makanya, daripada menganalisis fundamental suatu perusahaan, investor pada umumnya lebih senang melakukan analisis teknikal, yang cenderung hanya mengamati grafik.
Itulah yang kemudian membentuk persepsi bahwa bursa saham adalah arena judi. Sebab, orang-orang tidak tahu apa yang mereka beli. Semuanya hanya mengandalkan keberuntungan. Andaikan kebetulan membeli saham yang tepat, investor bisa mendapat untung. Demikian pula sebaliknya.
Jadi, daripada asal memilih "cap-cip-cup" saham ini dan itu, lebih baik investor melakukan analisis fundamental secara cermat, sehingga bisa menghindari aksi spekulasi yang mirip dengan judi. Â Â
2. "Berinvestasi saham bisa bikin cepat kaya"
Perkataan tadi boleh jadi muncul akibat mentalitas judi yang dimiliki sejumlah investor. Bagi saya, kata-kata itu adalah sebuah mitos.
Berdasarkan pengalaman saya, keuntungan dari berinvestasi saham tidak bisa langsung muncul dalam sehari semalam. Pasar saham bukanlah "sulap". Jangan harap bisa langsung jadi orang kaya baru setelah berinvestasi saham. Semua butuh waktu, butuh proses.
Sayangnya, hal itu mustahil terjadi! Sebab, pertumbuhan harga saham itu cenderung bertahap. Ia mirip dengan seorang lelaki yang menaiki anak tangga selangkah demi selangkah sambil memainkan yoyo.