Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Berinvestasi di Forex Setelah Dengar Curhat Kevin Aprilio Bikin Ngeri?

21 Juni 2019   09:37 Diperbarui: 21 Juni 2019   17:19 8480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin Aprilio dan kekasihnya - sumber: kompas.com

Nah, yang rumit itu justru trading forex. Trading forex sebetulnya mirip dengan trading saham. Keduanya hanya mencermati naik-turunnya harga. Makanya, investor yang melakukan trading forex mesti rajin memantau grafik. Grafik ini menunjukkan fluktuasi harga yang cepat dan dinamis.

Sedikit saja investor lengah, harga mata uang yang dibelinya bisa berbalik arah. Dari untung bisa jadi rugi. Pun sebaliknya. Sungguh capai memang. Apalagi pasar forex buka 24 jam sehari dan libur hanya saat weekend. Sanggupkah kita terus memerhatikan grafik dari waktu ke waktu seperti itu?

Oleh karena berpijak pada tren, investor forex umumnya dibekali dengan sejumlah indikator dari analisis teknikal, yang umumnya dipakai untuk trading saham. Indikator itu di antaranya adalah Moving Average, Stochastic, dan Bollinger Bands. Indikator tadi digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga yang akan terjadi kemudian.

Pasar forex memang sangat spekulatif. Pergerakan harganya sensitif terharap isu yang beredar. Misal, sewaktu Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2.25% dan 2.5% pada tanggal 20 Juni kemarin, mata uang dollar cenderung tertekan. Nilainya turun menghadapi "gempuran" mata uang lain. Jadi, investor yang membeli dollar sebelum peristiwa tersebut jelas akan menanggung kerugian.

Atas dasar itulah ada banyak orang yang akhirnya "keok" berinvestasi di forex. Sebab, sifatnya sangat fluktuatif dan spekulatif. Tidak ada yang bisa memprediksi secara jelas arah pergerakan harganya. Semuanya hanya berdasarkan tren.

Berbeda dengan investasi saham. Di saham, investor masih bisa "meneropong" potensi harga yang akan terjadi. Sebab, ada analisis fundamental yang sepenuhnya berfokus pada kinerja perusahaan dan bisa dijadikan landasan kuat dalam mengambil keputusan investasi dan menentukan harga.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, forex bukanlah instrumen investasi sembarangan. Sepertinya hanya orang-orang tertentu yang mempunyai keahlian khusus, yang bisa menuai untung darinya.

Makanya, instrumen ini belum tentu cocok untuk semua orang, terutama yang profil risikonya konservatif, sebab pasar forex sangat rentan dan rawan terhadap semua jenis perubahan. Jadi, sebelum mulai berinvestasi forex, sebaiknya investor mempelajari terlebih dulu mekanismenya dengan cermat supaya kasus Kevin di atas bisa dihindari.

Salam.

Adica wirawan, founder of gerairasa

Referensi:
detik.com/celeb
cnnindonesia.com/ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun