Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Amanat Investasi dari Kenaikan Harga Sepotong Kerupuk

1 April 2019   10:09 Diperbarui: 1 April 2019   12:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kerupuk (sumber foto: ramesia.com )

Sebelumnya saya punya mindset saving dalam mengelola pendapatan saya. Sejak dulu, saya memang hobi menabung. Sebanyak apapun uang yang saya dapat dari hasil kerja selalu disisihkan untuk ditabung. Menabung menjadi prioritas. Sebab, kalau saya memiliki tabungan, hidup saya bisa aman. Dalam situasi darurat, tabungan saya bisa menjadi penyelamat. Lebih lagi, dengan punya tabungan, saya jadi semakin percaya diri.

Setidaknya itulah isi pikiran saya sebelumnya. Makanya, setiap ada uang, saya hidup hemat, dan sebagian saya simpan di rekening. Saya "anggurkan" saja uang tadi selama berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun.

Namun, belakangan, saya belajar berinvestasi. Sebab, saya sadar kalau cuma didiamkan di bank, uang tadi jadi tidak produktif. Biarpun setiap bulan terima bunga, tabungan saya tidak banyak "beranak-pinak". Bunganya pun hanya cukup untuk sekali makan di restoran cepat saji. Hasil tabungan yang diendapkan sebulan cuma habis dalam sehari. Waduh!

Oleh karena itu, saya pun belajar "memperkerjakan" uang saya. Saya "melatih" uang saya untuk mengurus diri mereka sendiri. Sementara saya tetap bekerja seperti biasa, uang saya yang tadinya "nganggur" kini ikut-ikutan bekerja. Sekarang kami impas!

Investasi (sumber foto: torontocapitalcorp.com )
Investasi (sumber foto: torontocapitalcorp.com )

Memang bukan hal yang mudah untuk beralih mindset dari yang sebelumnya berorientasi saving ke investing. Saya sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk mengubahnya. Saya mesti keluar dari zona nyaman agar bisa bertumbuh dan itu jelas bukan sesuatu yang gampang dilakukan.

Namun, oleh karena ingin tahu, saya tetap coba. Saya "lawan" zona nyaman tadi. Sebab, saya tahu, tidak ada perkembangan yang akan kita dapat kalau kita terus "berkubang" di zona nyaman. Zona nyaman bisa menjadi sebuah "pasir hisap" yang bikin kita susah berkembang atau, yang lebih parah, mengubur kita hidup-hidup.

Sebagai penutup, saya ingin menyimpulkan, bahwasanya amanat yang bisa dipetik dari kenaikan harga sepotong kerupuk yang sempat disinggung di awal adalah pelajaran untuk mulai mengubah mindset dari saving ke investing. 

Kalau terus mempertahankan mindset saving, kita akan sulit mengimbangi laju inflasi. Ibarat lari maraton, kita akan terus disalip dan didahului oleh inflasi dalam banyak kesempatan.

Beda ceritanya kalau kita punya mindset investing. Mindset investing akan "memaksa" kita untuk memikirkan cara untuk menumbuhkembangkan uang yang kita punya dengan cara-cara yang etis tentunya. Kalau punya mindset ini, kita akan berani berinvestasi, biarpun kita tahu tidak semua investasi akan menghasilkan keuntungan. 

Namun, seperti lirik lagu Coldplay, "But if you never try, you will naver know". Jadi, cobalah berinvestasi. Sebab, dengan belajar berinvestasi, kita berpeluang mampu mengimbangi atau bahkan mengungguli laju inflasi.

Salam. Adica Wirawan, founder of Gerairasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun