Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mencontek "Resep Bisnis Media" Najwa Shihab

7 September 2018   10:09 Diperbarui: 7 September 2018   16:30 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Shihab.(www.najwashihab.com)

Najwa Shihab, "Tuan Rumah Mata Najwa", tiba-tiba menjadi "bintang" dalam acara Wealth Wisdom di Ritz Charlton Pasific Place pada tanggal 6 September kemarin. Betapa tidak! Ballroom yang tadinya sepi langsung terisi penuh sewaktu Mbak Nana (Demikian Najwa dipanggil), hadir memaparkan materi tentang perkembangan media zaman now.

Mantan jurnalis Metro Tv itu menyajikan paparannya dengan cara unik. Ia hanya bercerita, bercerita, dan bercerita, dan di sela-sela ceritanya, ia juga sempat "melemparkan" joke-joke yang sanggup mengundang gelak tawa hadirin. Makanya, sewaktu mendengar uraiannya, hadirin, termasuk saya, enggak gampang bosan.

Walaupun Mbak Nana menceritakan sejumlah hal, saya lebih tertarik menyimak topik tentang perkembangan bisnis media. Maklum saja, bisnis media, khususnya media online, kini memang terus berkembang. Buktinya, sekarang telah bermunculan sejumlah media baru yang menyajikan konten-konten uniknya di dunia maya.

Hal itu tentunya menandakan bahwa pertumbuhan media online menunjukkan tren yang positif. Makanya, secara khusus, saya datang mendengar perkembangan bisnis media online lewat "kacamata" Najwa Shihab.

Dalam uraiannya, Mbak Nana menyebutkan tiga "resep sukses" dalam industri media zaman now. Disebut "resep sukses" karena itulah cara bagi sebuah media untuk  memenangkan kompetisi di "rimba internet" yang terkenal buas. Nah, apa saja ketiga resep itu?

Yang pertama ialah content (konten). Sepertinya "resep" ini belum banyak berubah dari zaman dulu sampai sekarang. Sebab, konten adalah hal yang utama, yang penting, dan yang prioritas di industri media. Tanpa konten yang menarik dan berkualitas, jangan harap sebuah media akan mendapat "tempat" di hati masyarakat. Makanya, pameo "content is the king" tampaknya masih berlaku.

Namun, timbul pertanyaan. Konten seperti apa yang banyak "dilirik" oleh pemirsa zaman now? Mbak Nana menyebut konten yang cocok untuk Generasi Milenials. Makanya, sewaktu ia mendirikan Narasi.tv hampir setahun yang lalu, semua konten yang ditampilkan di situ, khususnya konten politik, disesuaikan dan dikemas untuk pemirsa Generasi Milenials. Sebab, ia paham bahwa Generasi Milenials bukannya tidak "melek" politik. Mereka sebetulnya punya kesadaran dalam berpolitik dan pandangan politik tertentu.

Hanya saja, cara pengemasannya yang selama ini cenderung kaku, monoton, dan serius, yang membikin generasi tersebut enggan menyimak konten-konten politik. Makanya, biarpun di Narasi.tv ada konten yang mengangkat topik politik, penyajiannya dibuat lebih luwes, lebih cair, dan tentunya lebih humoris untuk menjangkau pemirsanya.

Jadi, sebetulnya, untuk menciptakan media yang laris disimak pemirsa, resepnya gampang saja. Buatlah konten apapun yang dikemas secara unik, yang disesuaikan dengan kebutuhan generasi zaman now.

Yang kedua ialah community (komunitas). Mbak Nana menjelaskan betapa pentingnya peran komunitas untuk kelanggengan sebuah media. Tanpa didukung komunitas, sebuah media pelan-pelan bisa "tumbang". Makanya, selain Narasi.tv, Mbak Nana juga membentuk komunitas Mata Kita, yang sudah tersebar di seantero nusantara. Komunitas ini bergerak di bidang sosial. Oleh sebab itu, mayoritas kegiatan yang dilakukan, di antaranya, ialah bakti sosial kepada masyarakat.  

Dalam menjalankan kegiatannya, komunitas itu sering melakukan dokumentasi baik berupa foto maupun video. Dokumentasi menjadi elemen yang penting. Sebab, dokumentasi itulah yang kemudian bisa menjadi bahan konten yang disiarkan di Narasi.tv. Makanya, hubungan antara media dan komunitas sebetulnya saling melengkapi satu sama lainnya. Yang satu membutuhkan bahan konten, dan yang lain memerlukan publikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun