Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama FEATURED

"Cermin" Waisak dalam Kitab Sutasoma

29 Mei 2018   14:41 Diperbarui: 26 Mei 2021   07:32 7233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Sutasoma yang berada di Museum Nasional Indonesia. (Foto: Instagram @museum_nasional_indonesia via Kompas.com)

Sepertinya pangeran tidak melihat kematian sebagai "piala" atas kemenangannya. Makanya, ia kemudian berkenan memaafkan mereka, dan bahkan membimbing "mantan" musuhnya itu ke jalan pencerahan bersama-sama.

Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sutasoma ialah wujud dari "cinta kasih". Barangkali itulah yang menjadi "amanat" dalam kakawin Sutasoma. Sebagai penulis, Mpu tantular sepertinya ingin "menggaungkan" pesan kasih sayang dan pemaafan dalam karyanya tersebut. 

Makanya, jangan heran kalau pada akhir cerita, semua tokohnya mengalami transformasi batin, dari yang sebelumnya dipenuhi kebencian menjadi diliputi kasih sayang.

Hal itu tentunya sesuai pula dengan ujaran Buddha Sakyamuni pada 2600 tahun silam. Pada saat itu, Buddha berkata, "Kebencian tidak akan berakhir kalau terus dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan usai kalau dibalas dengan kasih sayang." Dalam kalimat tersebut, Buddha menekankan pentingnya pemaafan dan kasih sayang untuk menyudahi semua bentuk kebencian.

Barangkali hal itu bisa juga menjadi pesan Waisak pada tahun 2018 ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Hari Waisak senantiasa bertujuan "menggemakan" pesan kedamaian, pemaafan, dan kasih sayang bagi sesama.

Akhir kata, semoga semua makhluk bebas dari derita. Semua semua makhluk bebas dari bencana. Semoga semua makhluk bersatu dalam kasih demi terwujud dunia yang penuh cinta dan damai.

Selamat Hari Waisak 2018.

Salam.

Adica Wirawan, Founder of Geraisara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun