Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sayur Tumbuh Subur ala Vertikultur

21 Juli 2015   11:03 Diperbarui: 21 Juli 2015   11:10 3938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Teknik Vertikultur"][/caption]Sejak beberapa bulan lalu saya mempunyai hobi baru, yaitu berkebun. Bagi saya, berkebun itu adalah kegiatan yang positif, edukatif, dan produktif.

Namun, kegiatan berkebun yang saya lakukan bukannya tanpa hambatan. Sejauh ini, satu hambatan yang saya temui adalah keterbatasan lahan.

Maklum saja saya tinggal di perkotaan, yang memang sudah minim lahan untuk berkebun. Lahan-lahan yang dulunya digunakan untuk sawah atau kebun kini sudah beralih menjadi perumahan dan pertokoan.

Oleh sebab itu, saya mencari cara untuk tetap berkebun di lahan yang semakin terbatas, dan kemudian saya menemukan sebuah teknik berkebun secara vertikultur.

Perkenalan saya dengan teknik vertikultur itu sebetulnya terjadi tanpa sengaja. Saya sedang mencari informasi di internet dan melihat sebuah tayangan di Youtube yang menampilkan proses pembuatan vertikultur.

Saya merasa tergugah oleh tayangan itu karena itu menawarkan solusi atas persoalan yang sedang saya hadapi. Akhirnya saya memutuskan meniru proses pembuatan vertikultur tersebut.

Untuk membuat vertikultur, saya menggunakan pipa paralon berdiameter 3 inci sepanjang 4 meter. Pipa paralon semacam itu bisa dibeli di toko bahan bangunan dengan kisaran harga 50.000 rupiah.

[caption caption="Pipa Paralon yang Sudah Dipotong Sepanjang 1 Meter"]

[/caption]

Kemudian, saya memotongnya menjadi 4 bagian. Satu bagian panjangnya 1 meter. Pada masing-masing bagian, saya membuat lubang tanam sebanyak 15 buah dengan jarak antarlubang 10 cm. Oleh sebab itu, secara keseluruhan, saya membikin 60 lubang tanam.

[caption caption="Pipa yang Sudah Dilubangi sebagai Tempat Menanam"]

[/caption]

Saya meletakkan pipa-pipa itu di halaman depan rumah saya. Saya mengganjal pipa-pipa itu dengan batu split pada bagian dasarnya agar dapat tegak berdiri.

[caption caption="Pipa Paralon Disusun Berjajar di Halaman Rumah"]

[/caption]

Kemudian, saya menyiapkan media tanam berupa sekam yang sudah dicampur tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1:1.

Saya memasukkan media tanam itu pada lubang bagian atas. Setelah pipa terisi penuh oleh media tanam, saya menyiapkan bibit sayuran berumur 2 minggu. Bibit sayuran itu berupa caisim, pakcoi, bayam hijau, dan selada. Saya memindahkan tanaman remaja itu ke lubang pipa.

[caption caption="Bibit Sayuran yang Berumur 2 Minggu Dipindahkan ke Lubang Pipa"]

[/caption]

Setelah selesai, saya menyiram tanam itu dengan air lewat lubang atas pipa. Karena susunan pipa itu selaras dengan gravitasi, air tersebut merembes membasahi setiap lubang dari atas ke bawah. Oleh sebab itu, penyiraman lebih praktis dan hemat air.

Perawatannya pun mudah. Saya melakukan penyiraman pagi dan sore hari. Setiap dua kali sehari saya memutar pipa agar semua sisi tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup. Kemudian, setiap minggu saya menambahkan pupuk kompos untuk menyuburkan sayuran.

Setelah berusia sekitar 40 hari, saya memanen sayuran secara bergiliran. Saya tidak mencabut sayuran pada saat penen, tetapi memotong batang atau daunnya sehingga sayuran akan terus bertumbuh menghasilkan batang dan daun baru. Jadi, dengan sekali menanam, saya dapat memanen sayuran berulang kali.

[caption caption="Sayuran Tumbuh Subur pada Vertikultur"]

[/caption]

Dengan menanam secara vertikultur, saya dapat menghasilkan sayuran berkualitas baik di lahan yang sempit. Uang yang dialokasikan untuk belanja sayuran pun dapat dihemat. Waktu luang yang saya miliki juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif seperti itu.

Selain itu, saya dapat mengonsumsi sayuran dengan rasa aman karena saya menanamnya sendiri. Oleh sebab itu, kebersihan dan kesegaran sayuran pun terjamin 100%. Semua itu adalah manfaat yang saya peroleh setelah menjalani kegiatan berkebun dengan cara vertikultur.

Nah, apakah Anda juga tertarik mencobanya?

20 Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun