BERUNTUNGLAH Limapuluh Kota, Sumatera Barat, punya Bupati Irfendi Arbi. Tampil sebagai kepala daerah bersahaja. Dekat dengan siapa saja. Bupati Irfendi Arbi itu juga kuat. Sekuat Syahrul Ujud, mantan Walikota Padang yang kini mengabdi pada Wapres Jusuf Kalla. Irfendi memimpin Kabupaten Limapuluh Kota saat ini persis sama dengan Walikota Syahrul Ujud saat mengabdi di Kota Padang. Semua kerjanya lancar-lancar saja, terjauh dari berbagai hambatan.
Pada pilkada 2015 lalu, keakraban bersahaja menjadi senjata ampuhnya. Lawan tandingnya begitu perkasa. Beragam jurus dipertontonkan pada warga Gonjong Limo, namun tidak mempan. Irfendi yang berpasangan dengan Buya Ferizal Ridwan akhirnya keluar sebagai peraih suara pemilih terbanyak .
Sampai kini penampilannya tak berubah. Tetap saja bersahaja. Menghindari birokrasi berbelit-belit. Persis seperti Syahrul Ujud. Itu saja yang jadi modal kekuatannya.
Terjauh dari keangkuhan memang sudah ditakdirkan Allah dalam kesehariannya. Meski politik pilkada di Limapuluh Kota sudah bergelanggang mata orang banyak, namun Bupati Irfendi terus berkarya maksimal untuk rakyatnya. Tak terhitungkan lagi penghargaan dan tanda jasa diperolehnya. Pantas ada museum khusus untuk memajang penghargaan pribadi ataupun yang bersifat kepemerintahan yang diraih Irfendi Arbi selama ini.
Pilkada yang semakin dekat, peminatnya sudah banyak bermunculan. Irfendi akan tumbang? Ingat, kekuatannya luar biasa. Dia 'Syahrul Ujud masa kini'.
Bagi yang berminat jadi Bupati Limapuluh Kota, mampukah tampil dengan strategi luar biasa sebagai 'lawan tanding' Irfendi' Arbi? Kalau tak punya strategi jitu, baiknya dekati saja petahana. Dampingi dia sebagai wakil. Serap dan salin ilmu kepemimpinannya. Lima tahun lagi, silahkan berpacu jadi 'tungganai' Gonjong Limo.
Sah-saha saja yang ingin berminat jadi orang nomor satu di Kabupaten Limapuluh Kota tampil dengan strategi yang maksimal. Namun jangan lupakan masa lalu. Irfendi Arbi 'dikeroyok', luar biasa kekuatan yang dikerahkan dengan beragam taktik dan strategi. Ternyata semua itu tak berhasil.
Diakui, masih banyak yang perlu dikerjakan untuk Limapuluh Kota. Rencana dan program Berkesinambungan perlu terus dimaksimalkan.
Mari, kita wujudkan 'pilkada badunanak'. Limapuluh Kota adalah tanah leluhur kita. Perlu terus dijaga bersama. Tiba masanya kita ber-pilkada untuk memilih pemimpin arif dan bijaksana.
Kita memang sudah makin maju. Beragam pembangunan sudah berlangsung. Namun beragam kerja perlu dimaksimalkan. Selagi kita masih ada, tentu Limapuluh Kota takkan terlupa. Program kerja mesti terus diproritaskan.
Apakah Bupati Irfendi mampu bertahan, tentu rakyat yang akan menentukan. Calon lain jangan kelabakan, semuanya tergantung kehendak Tuhan. Mari, pilkada kita sukseskan. Memilih Bupati idaman. Limapuluh Kota aman jadi kebanggaan. *
