Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

VII Koto Talago, "Nagari Sarjana" di Sumbar akan Memilih Pemimpin

5 Februari 2018   11:22 Diperbarui: 5 Februari 2018   11:28 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secuil wajah 'nagari sarjana' VII Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, dengan semangat gotong-royong anak mudanya yang terus terpelihara. (DOK. PRIBADI).

NAGARI VII Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh Kota, sejak lama tersebut sebagai salah satu nagari yang tergolong 'hebat' di Sumatra Barat. Meski memang belum ada penelitian resmi tentang kehebatan nagari ini, namun hal itu itu dibuktikan dengan setiap rumah di kenagarian itu yang rata-rata punya seorang sarjana, minimal S 1. Bahkan, ada dalam satu rumah terdapat alumni S 1 sebanyak empat orang. Kehebatan anak nagari VII Koto Talago itu juga bisa dibuktikan dengan banyaknya memegang jabatan di lingkungan pemerintahan dan swasta di negara ini.

Semasa penjajahan sampai sekarang, lembaga pendidikan di VII Koto Talago terus berkembang. Tiap jorong minimal punya satu SD. Ada lagi SMK Teknologi Negeri di Ampanggadang, Tarbiyah Islamiyah, Aliyah Negeri, Tsanawiyah negeri, Darul Funun, Nahdatunnisaiyah di Padangjapang, dan ada lagi lembaga pendidikan Islam Boarding School yang baru berdiri sejak 2 tahun lalu juga di Padangjapang.

Khusus pesantren Darul Funun, semasa dipimpin Syech Abbas Abdullah, pernah dikunjungi Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Tak hanya itu, di setiap jorong hampir dapat dipastikan ada lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA/TPA). Di Jorong Kotokociak, terdapat SMP Islam Terpadu. Di sini juga sejak lama sudah ada Islamic Centre, pusat pengembangan pemikiran Islam yang sudah melahirkan banyak muballigh dan ulama.

Dari kehebatan banyak lembaga pendidikan di nagari ini, namun yang vakum adalah lembaga pendidikan 'halaqah' yang dulunya dimotori dulunya oleh Tuanku Tabek Panjang dan Tuanku Buyau di Ampanggadang. Begitu juga Tuanku Tabing Runtuh di Padangjapang dan Tuanku Munggu di Padangkandi.

Majunya pendidikan di nagari ini sejak dulunya berkaitan langsung dengan sikap kritis dan pemikiran terbuka warganya. Bahkan, dalam dunia politik, semasa orde baru dulu, pada setiap pemilihan umum Golkar selalu saja 'kalah telak' di negeri ini. Sehingga, memunculkan 'pandangan miring' terhadap ke negeri ini. Namun, semasa itu pulalah rezeki anak negeri berlimpah diturunkan Allah SWT. Ladang cengkeh petani di sini luar biasa hasilnya. Begitu juga gambir di jorong Padang Kandi sangat mahal harganya. Seluruh kolam ikan rakyat, baik di lurah ataupun di sudut rumah panennya sangat menguntungkan. 'Padi manjadi, jagung maupieh'. Begitu murahnya rezeki warga nagari ini ditumpahkan Allah SWT.

Saat ini, peran perantau, khususnya Jorong Ampanggadang yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, jalan kabupaten yang ada daerah ini pada malam hari sudah terang benderang. Sangat membanggakan.   

Kini, nagari ini akan melakukan pemilihan walinagari. Tentu sangat pantas calon yang ingin jadi orang nomor satu di nagari itu adalah sosok yang mampu lebih memajukan negeri itu daripada kemajuan yang sudah dinikmati warganya sejak lama.

Walinagari terpilih diharapkan lebih maksimal membangkitkan 'semangat gotongroyong' masyarakat. Seluruh warga miskin pantas dimobilisir dalam gerakan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Begitu juga temu rutin antara ninik mamak dengan kemenakan pantas dilakukan secara terjadwal untuk kesejahteraan masing-masing suku dan kaum yang ada. Peran pemuda dengan program terukur harus jelas. Kelompok tani perlu diberdayakan agar tidak ada lagi lahan kosong dan kolam ikan yang terlantar.

Yang sangat perlu diperhatikan walinagari mendatang adalah beragam problema kemasyarakatan, seperti narkoba, pergaulan bebas, dan beragam kenakalan lainnya. Jangan sampai berkembang pula di negeri ini. Sangat diharapkan pemerintahan nagari mampu dan bersama-sama membasmi beragam penyakit moral yang mulai menampakkan diri di nagari ini. Pokoknya, walinagari 'kampung sarjana' harus mampu menegakkan aturan yang ada demi kesejahteraan masyarakat dalam arti yang sebenarnya.     

Untuk itu, harapan juga sangat besar pada Badan Musyawarah Nagari - semacam lembaga legislatifnya nagari - melaksanakan perannya untuk suksesnya beragam program pembangunan, dan tidak ada muncul kasus berkaitan dengan pelanggaran hukum dalam pemanfaatan anggaran nagari terbilang besar digelontorkan Presiden Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun