Mohon tunggu...
Adiba R Salsabila
Adiba R Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - diba

Seorang Mahasiswi yang masih menggali Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pecahkan Penghalang Bisnis bagi Wanita dan Minoritas, Inilah Kisah Pebisnis Sukses Nurhayati Subakat

10 Agustus 2021   22:20 Diperbarui: 10 Agustus 2021   22:48 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nurhayati Subakat (CEO and Founder of Paragon) | https://www.paragon-innovation.com/

Dibalik kesuksesannya itu, tentunya banyak perjuangan dan kegagalan yang ia alami. Pada tahun ke-5 usahanya berdiri, toko yang ia miliki terbakar habis. Dikutip dari pemimpin.id, pada Pelatihan Nasional Kepemimpinan ke -21, hasil kolaborasi PemimpinId dan Forum Indonesia Muda (FIM) Nurhayati mengatakan "Toko saya terbakar, tapi saya bangkit kembali karena saya memikirkan ada hutang. Saya juga memikirkan ada karyawan, itulah yang membuat saya berpikir bahwa peduli pada orang lain membuat kita lebih semangat," imbuhnya.

Pemimpin perempuan dinilai memiliki pengaruh yang lebih ideal (idealized influence), memberikan motivasi yang lebih inspirasional (inspirational influence), lebih memperhatikan individu (individual influence), dan menawarkan lebih banyak stimulasi intelektual (intellectual influence). (Daft,2018).

Berikut adalah sedikit penjabaran mengenai keempat poin diatas:

Pertama, Idealized Influence : pengikut mengidentifikasi dan ingin meniru pemimpin; pemimpin dipercaya dan dihormati, mempertahankan standar tinggi, dan dianggap memiliki kekuatan karena siapa dia daripada posisi apa yang dia pegang. Pendiri PT Paragon dipandang sebagai wanita yang gigih dan terus berusaha setelah mengalami kegagalan. Dari situlah ia memiliki power karena "siapa dia", bukan "apa jabatannya".

Kedua, Inspirational Influence : berasal dari pemimpin yang menarik secara emosional dan simbolis keinginan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan membantu mencapai tujuan organisasi. Dengan kepeduliannya pada karyawan, bahkan saat usahanya hampir bangkrut, Nurhayati secara tidak langsung memberi motivasi kembali pada karyawannya untuk bangkit bersama mencapai tujuan organisasi.

Ketiga, Individual Influence : setiap pengikut diperlakukan sebagai individu tetapi semua diperlakukan secara adil; kebutuhan individu diakui, dan tugas didelegasikan kepada pengikut untuk memberikan kesempatan belajar. Poin ini hampir mirip dengan poin kedua, namun lebih kepada kepeduliannya kepada karyawan secara individual.

Keempat, Intellectual Influence : mempertanyakan metode saat ini dan menantang karyawan untuk berpikir dengan cara baru. Intelektual pendiri PT Paragon dapat terlihat dari bisnisnya yang kian melejit dan bahkan menambah brand baru -- Kahf contohnya. Ia terus memotivasi karyawannya lalu menantang karyawannya untuk terus berinovasi mengembangkan bisnisnya dengan cara paling up to date setiap saatnya.

Dari kisah Nurhayati ini kita dapat simpulkan bahwa wanita juga dapat menjadi seorang pemimpin walau banyak sekali halangan. Halangan yang datang dapat berupa kurangnya dukungan orang terdekat ataupun kurangnya kepercayaan diri.

We dream of forming an innovative ecosystem where everyone can do good to one another and turn Indonesia into a better society for the next generations.

- Nurhayati Subakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun