Mohon tunggu...
Adiba R Salsabila
Adiba R Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - diba

Seorang Mahasiswi yang masih menggali Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kecerdasan Diri, Rencana Karier, dan Tipe Pemimpin Idaman: Apa Relevansinya?

7 Juli 2021   22:58 Diperbarui: 7 Juli 2021   23:19 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tipe Kecerdasan | https://www.ikons.id/

Kecerdasan tidak menjamin kesuksesan.

Ungkapan di atas banyak disalah artikan oleh sebagian orang. Umumnya, orang berpikir bahwa kecerdasan hanya berasal dari nilai akademis seseorang. Padahal banyak sekali jenis kecerdasan yang dapat dipahami. Padahal, Kecerdasan seseorang terdiri dari 6 Komponen, antara lain:

  • Intelligence Quotient (IQ)
  • Physical Quotient (PQ)
  • Emotional Intelligence (EI)
  • Spiritual Quotient (SQ)
  • Adversity Quotient (AQ)
  • Multiple Intelligence (MI)

Pada artikel ini, Penulis akan fokus membahas mengenai Multiple Intelligence (MI). Multiple Intelligence (MI) merupakan kecerdasan ganda yang dimiliki seseorang yang meliputi daya pikir dan perkembangan kognitif dan dapat dimaknai debagai kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Prof. Dr. Howard Gardner, terdapat 9 Jenis Kecerdasan, yaitu :

  • Verbal/Linguistic : bagaimana seseorang mampu menggunakan kata-kata secara efektif secara lisan maupun tertulis. Contohnya seperti menyusun puisi, mempelajari Bahasa asing dengan cepat.
  • Mathematical/Logical : kecerdasan seseorang dalam dunia musical termasuk kemampuan memahami dan mmbuat irama, melodi, nada, suara, vibrasi, dan ketukan. Jadi tidak hanya sekedar suka bernyanyi saja.
  • Musical/Rhythmic : kecerdasan mengolah angka/matematis dan logika, memahami dan menganalisa pola (piker, visual, jumlah), serta memahami prinsip-prinsip yang mendasari beberapa jenis system sebab akibat.
  • Visual/Spatial : bagaimana seseorang mampu menciptakan, memahami, dan mengapresiasi informasi berupa gambar, bentuk, arah, ruang, dan warna.
  • Bodily-kinesthetic : bagaimana seseorang mampu menggunakan dan mengontrol gerak tubuh untuk mengapresiasi gagasan dan perasaan.
  • Naturalist : bagaimana seseorang mampu membedakan suatu spesies, mengenali eksistensi spesies serta memetakan hubungan antara beberapa spesies secara formal maupun informal.
  • Interpersonal : bagaimana orang mengerti dan peka tehadap perasaan, intense, motivasi, watak, dan temperamental orang lain. Oleh karena itu mereka lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan baik dengan orang lain.
  • Intrapersonal : bagaimana seseorang mampu berkomunikasi dengan dirinya sendiri seperti saat ia berdoa kepada Tuhan, memikirkan suatu masalah, mempertimbangkan hinggan mengambil keputusan dari suatu masalah. 
  • Philosophical/ Ethical / Extential : kemampuan yang ebrkaitan dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan tentang keberadaan atau eksistensi manusia. Biasanya seseorang yang memiliki kecerdasan ini memiliki kesadaran tinggi dalam mendekatkan diri pada Tuhan dan ingin menjadi lebih baik lagi.

Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa kecerdasan itu sangat beragam. Sebagian generasi dahulu menganggap bahwa seseorang dapat dikatakan "cerdas" apabila mereka unggul pada kecerdasan Mathematical/Logical. Hal tersebut tentunya salah besar. 

Tentunya stigma seperti ini harus segera dihapuskan, karena setiap individu diciptakan pada dasarnya diciptakan dengan kecerdasannya masing-masing.

Saat seseorang telah menemukan kecerdasannya yang paling unggul dalam dirinya; mereka akan menyesuaikan bagaimana dirinya di masa yang akan datang. Bagaimana seorang individu mendalami kecerdasannya tersebut dan mulai berorientasi pada karirnya? 

Ya, setiap orang pastinya memiliki cita-cita di masa mendatang. Ambil contoh, seorang individu bercita-cita untuk bekerja di Kantor Kedutaan Besar. Kebetulan, sejak kecil ia suka mempelajari Bahasa Asing. Ia juga merupakan seseorang yang suka berinteraksi dengan banyak orang. 

Dari gambaran kecil tersebut, diilustrasikan bahwa ia memiliki kecerdasan Verbal/Linguistic. Sesuai dengan cita-citanya, ia tinggal mendalami kecerdasan Interpersonalnya. 

Bakat tersebut sudah sedikit terlihat dari dirinya  yang suka berinteraksi, tinggal bagaimana ia dapat mengerti dan peka tehadap perasaan, intense, motivasi, watak, dan temperamental orang lain. 

Oleh karena itu ia lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan baik dengan orang lain. Karena nantinya akan berhubungan dengan banyak orang, bahkan antar negara.

Lalu, apa relevansinya dengan pemimpin idaman?

Dengan berbekal kecerdasan yang dimiliki, seorang individu otomatis memiliki standar yang tinggi; disesuaikan dengan rencana karirnya. Mereka mulai berpikir, pemimpin seperti apa yang mereka harapkan. Umumnya, orang cerdas akan mengharapkan pemimpin yang jujur dan berintegritas tinggi.

  • Honesty refers to truthfulness and nondeception. It implies an openness that followers welcome. Richard L. Daft.
  • Integrity means that a leader's character is whole, integrated, and grounded in solid ethical principles, and he or she acts in keeping with those principles. Richard L. Daft.

Ungkapan diatas menjelaskan bahwa kejujuran merupakan keterbukaan dan integritas menunjukkan karakter seorang pemimpin utuh, terintegrasi, dan didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang kokoh, dan dia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. 

Seorang pemimpin yang baik biasanya mencontohkan integritasnya dalam kehidupan sehari harinya dan pengikutnya akan menilai dengan sendirinya.

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kesuksesan tidak hanya datang dari kecerdasan Mathematical/Logical atau Kecerdasan Akademis yang pada umumnya orang lain pikirkan. 

Semua dapat sukses dengan jalannya masing-masing. Lalu seorang Leader yang meimpin orang-orang cerdas juga harus memiliki integritas yang tinggi, bukan hanya menjadi seorang "Bos" semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun