Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

1 Abad NU, Membangun Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren

7 Februari 2023   08:13 Diperbarui: 9 Februari 2023   00:40 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1 Abad NU. Sumber tangkapan layar NU Online

Pondok pesantren di Indonesia memang lekat dengan Nahdlatul Ulama atau NU, organisasi masyarakat (ormas) Islam dengan jumlah warga paling banyak se-Indonesia. Bicara pondok pesantren atau ponpes, memang secara tradisi, NU-lah yang paling dikenal. 

Ormas Islam lain juga punya ponpes. Akan tetapi, jenama ini lekat dengan NU.

Satu abad NU ini punya catatan menarik soal ponpes. Tentu tidak dengan kurikulum yang selama ini sudah dijalankan. 

Catatan menarik itu bagi saya adalah bagaimana ponpes bisa menjadi satu entitas ekonomi yang bisa mencukupkan kebutuhan sendiri kemudian mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar dan menjadi lembaga mandiri secara ekonomi.

Pokok pijak gagasan ini adalah melihat betapa potensi ponpes itu besar. Jumlah santri di satu ponpes yang tergolong besar saja bisa mencapai ribuan. 

Saya hakulyakin, tidak semua orangtua santri bisa mencukupi kebutuhan anak-anak mereka yang diponpeskan. Mungkin karena ada yang berasal dari masyarakat prasejahtera, mereka tak bisa sekaligus mencukupi kebutuhan anak-anak selama di ponpes.

Karena rata-rata juga berada di desa, kehidupan ekonomi ponpes pun bisa dibilang rata-rata air. 

Saya lumayan mengetahui ini karena sering mengikuti kegiatan kunjungan kerja legislator pusat ke banyak ponpes di Lampung. Kasatmata sejauh ini, kehidupan ekonomi ponpes memang mesti ditingkatkan.

Kita perlu mendorong lagi ponpes memiliki divisi usaha yang mapan. Para santri juga diajarkan untuk hidup dengan jiwa wirausahawan yang tangguh. Setakat ini, banyak bantuan yang diberikan pemerintah kepada ponpes untuk berkembang menjadi unit usaha yang produktif.

Memang ada wacana kekhawatiran jika ponpes lebih serius menggarap soal ekonomi ini. Ada kekhawatiran kurikulum ponpes malah terganggu karena santrinya lebih piawai berbisnis ketimbang mengaji kitab kuning.

Pandangan ini menurut saya bisa ditelaah lebih lanjut. Para santri tetap bisa fokus dengan aktivitas ngaji mereka di ponpes. Namun, mereka juga disiapkan bekalan untuk menjadi wirausahawan dan pebisnis andal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun