Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kosakata-kosakata yang Kerap Disalah Makna

26 Januari 2023   08:03 Diperbarui: 26 Januari 2023   08:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber Poskota.co.id

Saya pernah kena marah seorang editor waktu bekerja di koran belasan tahun lalu. Sebagai korektor bahasa, waktu itu saya keliru mengartikan sebuah kosakata. Alhasil, ketika dipakai dalam tulisan, kalimat menjadi salah makna.

Waktu itu ia memang tanya kepada saya. Apa arti kata "acuh". Saya belum buka kamus waktu itu dan dengan entengnya bilang maknanya "tidak peduli". Kesalahan memaknai diksi "acuh" itu lantaran kerap dalam pemakaian memang demikian.

Maksudnya, kosakata "acuh" itu pengertiannya negatif yakni sikap kita tidak peduli terhadap sesuatu. Napasnya itu negatif saja.

Padahal, saat membuka kamus dengan lebih saksama, saya baru tahu makna sebenarnya dari kata "acuh". Saya menduga sebagian besar pembaca artikel ini juga punya pengalaman senasib dengan saya.

Mari kita buka kamus. Acuh bermakna peduli atau mengindahkan. Nah, salah dong selama ini. Diksi "acuh" menunjukkan sikap yang memedulikan pada suatu hal. Jadi, "acuh" bukan sikap yang tidak peduli yang barangkali inilah yang dipahami banyak orang selama ini.

Pendek kata, kosakata "acuh" selama ini digunakan secara keliru oleh banyak penutur atau penulis. Dengan demikian, konteks dan makna "acuh" ini nada dan napasnya positif.

Jika digunakan dalam kalimat, ia mesti menunjukkan suatu kepedulian atau mengindahkan peraturan. Mari kita beri contoh supaya semakin jelas kala disematkan dalam kalimat.

Kepala desa itu mengacuhkan peraturan lalu lintas dengan selalu mengenakan helm setiap kali berkendara. 

Ini contoh kalimat yang benar.

Selama ini kita kerap salah menggunakannya. Kita sering menulis dan menempatkan "acuh" pada konteks yang negatif.

Napas diksi ini bisa negatif jika kita beri tambahan menjadi "acuh tak acuh". Ini menunjukkan sikap yang kurang memedulikan sesuatu. Cuek mungkin itu istilah yang pas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun