Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bangunkan Orang Sahur Pakai Prinsip Pemadam Kebakaran, Begini Ceritanya

5 Juni 2018   12:44 Diperbarui: 5 Juni 2018   12:49 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sejak tinggal di kompleks perumahan yang sekarang kami diami, saya mendapat jatah paket alias ronda malam saban Rabu malam. Saat Ramadan seperti sekarang, tugas itu diubah menjadi membangunkan warga untuk makan sahur. Kisaran jam tugasnya adalah jam tiga dini hari.

Beberapa anak kadang ikut membangunkan. Mereka membawa tetabuhan dari galon air mineral atau botol botol bekas yang dipukul bertalu-talu.

Tapi kebanyakan warga menilai itu kelewat berisik dan bikin kesal. Bukannya bangun dengan senang, gara-gara itu warga bangun dengan muka kesal. Meskipun sebetulnya mereka wajib bersyukur karena sudah dibangunkan.

Ada satu yang diabaikan saat membangunkan orang sahur. Ketika mikrofon masjid dihidupkan dan suara kita menggema membangunkan orang, kita merasa sudah cukup.

Ada juga yang berkeliling kampung membangunkan orang sahur. Namun, paginya banyak yang komplain karena merasa tidak dibangunkan oleh mereka yang piket.

Pekan lalu saya mencoba cara baru yang mungkin agak eksrem. Ini terintegrasi dari para petugas pemadam kebakaran. Prinsip utama pemadam kebakaran itu adalah pantang pulang sebelum api padam. Artinya, mereka enggak akan balik ke markas besar kalau api masih membumbung.

Saya pun demikian. Prinsip saya, sebelum ada jawaban dari orang di dalam rumah yang kita bangunkan, saya pantang undur diri. Maka, pekan lalu, itu saya lakukan. Kebetulan kebagian jatah piket membangunkan orang sahur.

Jam tiga dini hari saya sudah bangun. Cuci muka kemudian keluar rumah. Yang dituju pertama kali adalah masjid dekat rumah. Mikrofon dihidupkan dan saya mulai teriak-teriak.

"Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapaka-bapak, ibu-ibu, waktu sudah menunjukkan jam tiga dini hari. Banguuuuunnnn! Sahuuuuuurrrr!" .

Begitu selesai, saya kemudian membangunkan satu per satu kepala keluarga yang menjadi tugas itu. Sudah kayak orang mau menangkap maling, hahaha.

Pakai suara paling keras. Prinsipnya jangan beranjak dulu sebelum ada suara dari dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun