Mohon tunggu...
Abebah Adi
Abebah Adi Mohon Tunggu... lainnya -

Seseorang yang percaya bahwa masa lalu hanyalah kenangan saja untuk dijadikan bahan evaluasi. Hidup adalah saat ini berharap dapat berusaha untuk menjadi lebih baik dari masa yang telah lalu, masa yang akan datang masih mistery hanya Alloh SWT. saja yang paling mengetahui.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Gubernur DKI Jakarta sebagai Barometer pengambil keputusan di Indonesia.

6 April 2016   13:49 Diperbarui: 6 April 2016   20:59 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa saya yang orang awam ini perlu mengatakan bahwa harus ada penyelesaian sampai tuntas kasus yang melibatkan sepak terjang gubernur DKI Jakarta untuk ditindak lanjuti secara hukum yang berlaku, mengenai bersalah atau tidak bersalah, adanya niat jahat atau justru yang muncul adalah niat baik biarlah hukum yang akan menjawabnya, dengan demikian rasa keadilan selain menjadi tontonan juga berlaku sebagai tuntunan yang jelas dan tuntas dihadapan masyarakat.

Semua komponen masyarakat melihat dan mencermati arus perubahan teknologi sistem informasi yang tiba-tiba saja muncul belakangan ini, dalam kekagetan yang tidak biasa, nyaris luar biasa sangat kuat dampaknya terhadap pengambilan keputusan baik dikalangan pemimpin, pejabat bahkan keputusan masyarakat banyak itu sendiri, hal itu terekam jelas dimulai sejak adanya Pilkada DKI Jakarta Tahun 2012, Pilpres Tahun 2014 sampai dengan umum dapat melihat dan membacanya dari perkembangan situasi yang ada sekarang ini. Saya bukan penduduk DKI Jakarta hanya sebagai warga di daerah tetangganya saja walaupun sebenarnya hubungan pekerjaan dan acara-acara keluarga sering berurusan dengan daerah yang luar-biasa ini dan tentu saja tidak ada hubungan kepentingan apapun dengan PILKADA DKI yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan, Lalu kenapa saya yang tuna pengetahuan ini disamping banyak juga dikalangan masyarakat baik yang tinggal di wilayah DKI Jakarta maupun di luar daerah yang ngotot terhadap penyelesaian sampai tuntas tentang kasus yang dilakukan oleh bapak Basuki Cahaya Purnama alias Ahok sebagai pengemban amanat Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Provinsi Jakarta ini.

Sebab di DKI Jakarta lah tempat pusat pemerintahan negara Indonesia berada dengan demikian pemerintahan DKI Jakarta menjadi barometer dan pusat sorotan publik dari berbagai daerah lainnya di Indonesia, khususnya masalah: pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dll. Sebagai pusat Pemerintahan bahkan pusat dari tokoh-tokoh yang mewakili masyarakat dari seluruh Indonesia berada dan hidup nyaman dengan segala tindakan dan keputusan penting skala regional maupun Nasional digodog sampai tuntas, diaplikasikan ditataran yang lebih luas, sehingga dapat dikatakan bahwa DKI menjadi titik sentral lahirnya akan rasa keadilan, kesejahteraan, pertahanan dan keamanan negara. Semuanya sering terekam viral di dunia maya, dalam berita media mainstream bahkan acara khusus televisi sudah biasa di tonton di ruang rumah-rumah penduduk di seluruh Indonesia.

DKI Jakarta merupakan lokasi dimana tingkat peredaran uang mencapai angka tertinggi di Indonesia, dengan tingkat APBD dan pendapatan daerahnya beberapa puluh kali sampai beberapa ratus kali dari APBD dan Pendapatan daerah lainnya bahkan tidak dapat disandingkan dengan pemerintah daerah gurem yang berada di lokasi terluar dari beberapa kepulauan di Indonesia yang Pendapatan penduduk sampai UMR pekerjanya jauh tertinggal dari masyarakat dan pekerja Di DKI Jakarta.

Perlu diketahui berdasarkan kasus yang sudah berlangsung lama di daerah-daerah lainnya, apa yang dilakukan oleh gubernur DKI jakarta selama ini seperti Kasus: Bus Transjakarta import, Dana CSR perusahaan besar yang ada di DKI, pembelian RS. Sumber Waras, konspirasi reklamasi kawasan pantai Pluit dsb. yang terlihat dan terbaca marak di media dan menjadi viral di dunia maya bahkan menjadi subyek pertarungan nyaris tanpa batasan antara yang pro dan kontra terlalu biasa hadir di ruang hunian di seluruh Indonesia dan terekam dalam benak masyarakat banyak. Saat ini, yang menjadi viral di dunia maya sampai menyita rentang waktu acara televisi dan ruang lembaran media mainstream banyak menyorot sepak terjang pimpinan daerah DKI Jakarta, Ahok. Ironis sekali dengan apa yang dialami oleh pimpinan di daerah yang tingkat APBD dan pendapatannya berada dibawah ratusan bahkan ribuan kali dengan yang diperoleh oleh DKI Jakarta, kasus heboh seputar gubernur DKI Jakarta yang menjadi temuan BPK dan hasil kajian dari institusi penilaian kinerja pemerintahan daerah secara keseluruhan ternyata DKI Jakarta berada di urutan yang menghawatirkan jauh dibawah apa yang dicapai oleh pemerintah daerah lainnya. Apa yang mau dikata oleh daerah lainnya?

Jika kasus yang kadung tersandung oleh pengambil keputusan tertinggi DKI jakarta dialami dan dilakukan hampir sama oleh pengambil keputusan di daeral lainnya bahkan walau hanya berada pada batasan disinyalir saja akan menjadi sorotan dan bulan-bulanan aparat hukum baik pusat maupun daerah sampai tandas.

Lalu apa manfaatnya, hasil yang diperoleh dari arogansi Ahok yang dapat menjadi inspirasi   khususnya bagi pemimpin daerah lain  dan masyarakat banyak pada umumnya dengan diumbarnya tayangan viral dan tontonan yang sengaja masuk kedalam ruang-ruang publik jika tidak dapat menjawab permasalahan paling dasar saja dari perikehidupan masyarakat yaitu transparasi tentang rasa keadilan, kesejahteraan, rasa aman dan damai. Apa yang dapat diambil manfaatnya dari seorang pemimpin daerah maha dahsyat dan hebat yang telah dipertontonkan oleh Gubernur DKI ini bagi pengambil keputusan daerah lainnya khususnya bagi masyarakat banyak di seluruh Indonesia? Bahkan sikapnya yang dinilai oleh sebagian masyarakat sebagai sikap arogan; Bawahannya, sistem pemerintahan diluar dirinya bahkan rakyatnya sendiri tanpa sungkan disebutnya sebagai maaf “Tai,” dan “Maling” di ruang publik. Walaupun pada kenyataannya seorang perempuan, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai keluarga, mempunyai suami dan anak-anak yang dicintainya, seorang kepala sekolah sebuah SLTA di DKI Jakarta yang dipecat secara semena-mena dan terlanjur terpublikasikan hingga menjadi viral di dunia maya, nyatanya di pengadilan institusi yang telah mengambil tindakan tersebut malah kalah telak.                                                       Tanpa adanya upaya rehabilitasi dari pemerintah yang telah melakukan tindakan ilegal, seolah kasus itu biasa saja, nyata mengalir begitu saja, tanpa daya, tanpa rasa tanpa upaya perbaikan nama baik  yang sudah dicemarkan.

Tanya kepada siapa rasa keadilan itu patut dimintakan?

Ahok pernah jatuh di ruang pengadilan oleh seorang perempuan, tidak menutup kemungkinan ia juga akan jatuh dan tidak dapat bangkit lagi juga oleh perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun